Jumat, 15 April 2016

Bimbingan Konseling :Peran Bimbingan Konseling

PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu: Drs. Asdlori, M.Pd.I Oleh: 1.

Kamis, 31 Maret 2016

Bahasa Indonesia 3 tanda baca koma

PEMBAHASAN A. Pengertian Tanda Koma Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk apostrof atau tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya. B. Penggunaan Tanda Baca Koma (,) Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah. Menurut Oxford English Dictionary, kata ini berasal dari bahasa Yunani: komma yang berarti sesuatu yang dipotong atau klausa pendek. Menurut Pedoman EYD, koma dipakai: 1. Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Contoh: Diva membeli tas, buku, dan pensil. 2. Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Contoh: Saya ingin datang, tetapi hari hujan. 3. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau hari ini hujan, saya tidak akan datang. 4. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. 5. Untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Contoh: O, jadi begitu? 6. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Kata Riyani, "Saya sangat gembira." 7. Di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta. 8. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat. 9. Di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh: W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4. 10. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh: B. Ratulangi, S.E. 11. Di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 12,5 m 12. Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. 13. Di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca. Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Koma tidak dipakai: 1. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya (terkait aturan nomor 3 di atas). Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. 2. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: "Di mana Saudara tinggal?" tanya Andre. C. Variasi Tanda Baca Koma 1) Tanda Titik Koma (;) Tanda titik koma adalah tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama untuk jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar. Fungsi dan pemakaian titik koma yaitu : a. Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara. b. Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya : 1. Hari makin sore; kami belum selesai juga. 2. Dicky sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola. 3. Malam makin larut; kami belum selesai juga. 4. Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik belajar di kamar. 2) Tanda Petik (“…”) Tanda petik atau tanda kutip adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipan, frasa, atau kata. Dalam bahasa Indonesia, istilah tanda petik umumnya merujuk pada tanda petik ganda atau disebut juga tanda petik dua. Tanda petik (dua) digunakan untuk : a. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" Kata Tono, "Saya juga minta satu." b. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh : Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. c. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. d. Menutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam." Sedangkan tanda petik tunggal digunakan untuk : a. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?" “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi. b. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Contoh: feed-back 'balikan'. 3) Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘) Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata atau penyingkatan bagian angka tahun. Contoh : 1) Fatih bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45. 2) Nayla 'kan kusurati. ('kan = akan) 3) Malam 'lah tiba. ('lah = telah) 4) 1 Januari '96 ('96 = 1996)

Ipi landasan dan dasar pendidikan islam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya. Namun, manusia dalam segala kelemahan yang ada padanya tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, maupun tanpa bantuan bimbingan pihak lain untuk selanjutnya mampu membimbing dirinya sendiri. Oleh sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan dan kekuatan yang dapat menghantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari Pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah (Hadist). B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian landaan atau dasar Pendidikan Islam? 2. Apa saja landasan atau dasar dalam Pendidikan Islam ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian landaan atau dasar Pendidikan Islam. 2. Untuk mengetahui apa saja landasan atau dasar dalam Pendidikan Islam ? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Dasar atau Landasan Pendidikan Islam Dasar (Arab: asas, Inggris: foundation, Perancis: fondement, Latin: fundamentum) . Secara bahasa, berarti alas, fundamen, pokok atau pangkal segala sesuatu (pendapat, ajaran, aturan). Dasar mengandung pengertian sebagai berikut: (1) Sumber dan sebab adanya sesuatu, (2) Proposisi paling umum dan makna yang paling luas dijadikan sumber pengetahuan, ajaran, atau hukum. Landasan adalah sesuatu yang menjadi sandaran semua dasar dalam suatu bangunan, sedangkan dasar adalah fundamen yang menegakkan suatu bangunan, sehingga menjadi kuat dan kokoh dalam pengembangan pendidikan Islam. Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan yang tepat sebagai tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai suatu usaha dalam membentuk manusia dan peradabannya harus mempunyai landasan yang kuat ke mana semua kegiatan itu dihubungkan atau disandarkan baik sebagai sumber maupun dasar yang menjadi pedoman penerapan dan pengembangannya. Landasan itu terdiri dari al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad saw. yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, al-maslahah almursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya. Dasar mesti ada didalam pada suatu bangunan. Tanpa dasar bangunan itu tidak akan ada. Pada pohon, dasar adalah akarnya. Tanpa ada akar pohon itu akan mati, dan ketika mati, bukan pohon lagi namanya melainkan kayu. Begitu juga dengan ilmu pendidikan islam, dalam sebuah ilmu terdapat suatu dasar. Dan dasar ilmu pendidikan Islam adalah Islam dengan segala ajarannya. Ajaran itu bersumber pada Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah Saw, dan Rakyu ( hasil pikiran manusia). Tiga sumber ini harus digunakan secara hirarkis. Al-Qur’an harus didahulukan. Apabila suatu ajaran atau penjelasannnya tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an, maka harus dicari di dalam Sunnah, dan apabila tidak juga ditemukan di dalam Sunnah, barulah digunakan rakyu. Sunnah tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an, dan rakyu tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an, dan Sunnah. Dasar inilah yang membuat ilmu pendidikan disebut sebagai ilmu pendidikan Islam. Tanpa dasar ini, tidak akan ada ilmu pendidikan Islam. B. Macam-macam Landasan Pendidikan Islam a. Al-Qur’an Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diwahyukan-Nya kepada nabi Muhammad bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an merupakan petunjuk yang lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia an bersifat universal. Al-Qur’an merupakan kitab Allah Swt. Yaitu memiliki pembendaharaan yang luas dan besar bagi pengembangan kebudayaan umat manusia merupakan sumber pendidikan yang terlengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), maupun spiritual (kerohanian), serta material (kejasmanian), dan alam semesta. Al-Qur’an merupakan sumber nilai yang absolut dan utuh. Eksistensinya tidak akan pernah mengalami perubahan.kemungkinan terjadi perubahan hanya sebatas interpretasi manusia terhadap teks ayat yang menghendaki kedinamisan pelaksanaannya, sesuai dengan konteks zaman, situasi, kondisi, dan kemampuan manusia dalam melakukanintepretasi. Ia merupakan pedoman normatif teoritis bagi pelaksanaan pendidikan islam yang melakukan penafsiran lebih lanjut bagi pelaksanaan islam. Bila melihat Al-Qur’an banyak ide atau gagasan kegiatan atau usaha pendidikan, antara lain dapat dilihat dalam Q.S al-Alaq : ayat 1- 5. Dari referensi ini terlihat bahwa seluruh dimensi yang dikandung dalam Al-Qur’an memiliki misi dan implikasi kependidikan yang bergaya imperatif, motivatif dan persuasif dinamis, sebagai suatu sistem pendidikan yang utuh dan demokrasi lewat proses manusiawi. Proses kependidikan tersebut bertumpu pada kemampuan rohaniah dan jasmaniah masing-masing individu peserta didik dan keseimbangan, tanpa melupakan kepentingan perkembangan zaman dan nilai h.dengan berpegang pada nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an, ilahia terutama dalam pelaksanaan pendidikan islam, akan mampu mengarahkan dan mengantarkan manusia bersifat dinamis kreatif, serta mampu menciptakan dan mengantarkan, outputnya mencapai esensi nilai-nilai ubudiyah pada khaliknya, serta mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. b. Hadist (As- Sunnah) Secara sederhana Hadist atau as-Sunnah merupakan jalan atau cara yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad Saw dalam perjalanan kehidupannnya melaksanakan dakwah islam. Contoh yang diberikan beliau dapat dibagi kepada tiga bagian. 1) Hadist qauliyah, yaitu yang berisikan ucapan, pernyataan, dan persetujuan Nabi Saw. 2) Hadist Fi’liyah, yaitu berisikan tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan Nabi. 3) Hadist Taqririyah, yaitu yang merupakan persetujuan Nabi atas tindakan dan peristiwa yang terjadi. Dalam penddikan islam, sunnah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu: 1) Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang tersadat dalam al-Quran dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat di dalamnya. 2) Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah bersama sahabat, perlakuannya terhadap anak-anak, dan pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya. c. Ijtihad Secara etimologi, ijtihad berarti usaha keras dan bersungguh-sungguh yang dilakukan oleh para ulama, untuk menetapkan hukum suatu perkara atau ketetapan atas persoalan tertentu. Eksistensi ijtihad sebagai salah satu sumber ajaran Islam setlah al-Qur’an dan as-Sunnah, merupakan dasar hukum yang sangat dibutuhkan Nabi Muhammad Saw, setiap waktu guna mengantarkan manusia dalam menjawab berbagai tantangan zaman yang semakin mengglobal dan monodial. Perlunya meletakan ijtihad, di bidang pendidikan terutama pendidikan Islam karena media pendidikan merupakan sarana utama untuk membangun pranata kehidupan sosial dan kebudayaan manusia. Dinamika ijtihad dalam mengantarkan manusia berkembang secara dinamis harus senantiasa merupakan pencerminan dan penjelmaan dari nilai-nilai prinsip pokok al-Qur’an dan hadits. d. Kata-kata sahabat (Mazhab sahabi) Kata-kata sahabat adalah praktik amaliah, unsur kretivitas personal para sahabat dan berbagai usaha sahabat lainnya, yang diantaranya untuk mengembangkan pendidikan Islam. e. Kemaslahatan kemasyarakatan (Masalihul Mursalah) Kemaslahatan kemasyarakatan adalah ketetapan dan ketentuan perundang-undangan yang tidak disebutkan dalam al-Quran dan as-Sunnahatas pertimbangan dan penolakan kerusakan dalam kehidupan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu contoh dan kemaslahatan kemasyarakatan adalah pentingnya upaya pendidikan. f. Nilai-nilai dan adat istiadat masyarakat (‘urf) ‘Urf adalah perbuatan dan perkataan yang menjadikan jiwa merasa tenang dalam mengerjakan suatu perbuatan karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat yang baik. Masyarakat umunya menganggap pendidikan sangat bermanfaat bagi kehidupan, mayarakat primitif maupun modern akan membutuhkan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. g. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia a. UUD 1945, Pasal 29. b. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. h. Landasan Filosofis Pendidikan Islam Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah, falsafat). Konsep -konsep filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor yaitu: 1) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan. 2) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada di antara keduanya, kawasannya seluas dengan religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karna mengandalkan akal manusia (Mudyahardja, 2002: 126) Tujuan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan berarti berpikir bebas serta merentang pikiran samapai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan yakni: 1) Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu. 2) Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang menckup logika, epistemologi (tentang benar salah), etika (tentang baik buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakekat yang ada, termasuk akal itu sendiri), serta sosial dan politik (filsafat pemerintahan). Terdapat kaitan yang erat anatara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia besrta masyarakatnya ikut mentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan, dan dari sisi lain, pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai persoalan pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain: 1) Keberadaan dan kedudukan manusia sebaga makhluk di dunia ini seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya. 2) Masyarakat dan kebudayaannya 3) Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak manghadapi tantangan, dan 4) Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan. Aliran filsafat yang bercorak keagamaan ikut pula mempengaruhi pemikiran tentang pendidikan, baik pada permulaan filsafat Yunani Kuno maupun pada era pengaruh filsafat yang dipengaruhi agam Hindu, Islam, Katolik, Protestan, dan sebagainya. Dasar Filosofis ialah dasar yang memberikan kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya. Dasar operasional pendidikan islam merupakan dasar yang terbentuk sebagai aktualisasi dari dasar ideal. Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan terbagi menjadi enam yaitu: Dasar Historis, Dasar soaial, Dasar ekonomi, Dasar politik dan administrasi , Dasar psikologis, Dasar filosofis. Menurut Abuddin Nata, Filsafat pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan Islam yang didasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim sebagai sumber sekunder. Zakiyah Daradjat ketika membicarakan Ilmu Pendidikan Islam mengawali pembahasannya mengenai pandangan Islam terhadap manusia menyatakan bahwa pembahasan pendidikan Islam tidak mungkin melepaskan diri dari objek sasarannya yaitu manusia yang harus dibicarakan secara filosofis menurut pandangan Islam. Dalam hal ini dinyatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah dan Dia beserta alam semesta bukanlah lahir terjadi dengan sendirinya, melainkan diciptakan Allah. Pemahaman manusia menurut Islam ini sangat berkaitan dengan prinsip dasar pendidikan Islam yang dapat dilihat pada tiga aspek yaitu : a. Manusia sebagai makhluk yang mulia karena memiliki akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan dengan akal pengetahuannya mampu membentuk kebudayaan. b. Manusia sebagai khalifah yang akan memelihara, mengolah dan mengurus alam semesta termasuk manusia yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. c. Manusia sebagai makhluk paedagogik yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat dididik dan mendidik sesuai dengan hakekat kemanusiaan dan ajaran Islam. i. Landasan Oprasional Pendidikan Islam Dasar oprasional pendidikan islam merupakan dasar yang berbentuk sebagai aktualisasi dari dasar ideal. Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung, dasar oprasional pendidikan islam terbagi atas enam macam: a. Dasar Historis Dasar yang memberi persiapan kepada pendidik dengan hasil pengalaman masa lalu, undang-undang dan peraturan-peraturannya, batas-batas dan kekurangannya. b. Dasar Sosial Dasar yang memberikan kerangka budaya yang pendidikannya itu bertolak dan bergerak, seperti memindah budaya, memilih dan mengembangkannya. c. Dasar Ekonomi Dasar yang memberi prespektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggung jawab terhadap anggaran pembelanjaan. d. Dasar Politik dan Administratif Dasar yang memberikan ideologi dasar (aqidah) yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat. e. Dasar Psikologi Dasar yang memberi iinformasi tentang watak subyek didik, para dewan guru, cara-cara terbaik dalam peraktik, pencapaian dan penilaian dan pengukuran secara bimbingan. f. Dasar Filosofi Dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar oprasional lainnya. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Landasan adalah sesuatu yang menjadi sandaran semua dasar dalam suatu bangunan, sedangkan dasar adalah fundamen yang menegakkan suatu bangunan, sehingga menjadi kuat dan kokoh dalam pengembangan pendidikan Islam. Macam-macam landasan ilmu pendidikan Islam: 1. Landasan Normatif a. Al-Quran b. Hadits (assunnah) c. Ijtihad d. Kata-kata para sahabat e. Kemslahatan kemasyarakatan (Masalihul Mursalah) f. Nilai-nilai dan adat istiadat masyarakat (‘urf) g. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia 2. Landasan Filosofis Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah, falsafat). 3. Landasan oprasional pendidikan Islam a. Dasar Historis b. Dasar Sosial c. Dasar Ekonomi d. Dasar Politik dan Administratif e. Dasar Psikologi f. Dasar Filosofi

Administrasi Pendidikan: Teori Teori Administrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran berbagai organisasi dalam organisasi dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu fenomena kehidupan modern untuk membantu dan mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup manusia secara individu dan masyarakat. Keanggotaan seseorang dalam organisasi menyebabkan timbulnya tuntutan penggunaan uang, waktu dan kerja yang harus dipikul bersama dan berjalan secara efektif serta efisien yang kemudian secara empirik muncullah manajemen dalam organisasi. Praktek manajemen hampir sama tuanya dengan perkembangan peradaban, tetapi studi manajemen secara sistematik boleh dikatakan masih belum lama diterapkan. Manajemen telah diperktekkan dalam bisnis, rumah sakit, sekolah-sekolah, universitas, pemerintahan, industri, perbankan dan aktivitas organisasi lainnya. Disadari bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya material akan dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dengan memfungsikan manajemen. Manajemen sudah ada sejak manusia ini ada. Hanya saja istilah manajemen, baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia manajemen sudah dipraktikkan pada masa prasejarah. Pertumbuhan manajemen meliputi 3 fase, yaitu 1) fase prasejarah, yang berakhir pada tahun 1, 2) fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886, 3) fase modern mulai 1886 sampai sekarang. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari teori-teori administrasi dari berbagai ilmuan 2. Apa saja berbagai macam prinsip dasar dari masing-masing tokoh C. Tujuan 1. Untuk mengetahui unsure-unsur dari setiap tokoh 2. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dari setiap pendapat para ahli BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Administrasi (Manajemen) Teori adalah keterangan tentang sesuatu, sedangkan manajemen merupakan kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lainnya. Teori manajemen dipergunakan sebagai pedoman melaksanakan kegiatan dengan cara yang tepat dan hemat dalam upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Adapun pedoman utama norma manajemen adalah efektif dan efisien. Efektif, memperoleh hasil yang tepat sesuai dengan harapan atau tujuan yang diinginkan. Efisien,memperoleh hasil yang optimal dengan menggunakan sumberdaya yang seminimal mungkin. B. Macam-macam Teori Administrasi (Manajemen) 1. Teori Manajemen klasik Teori manajemen klasik terdiri dari dua teori, yaitu teori manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik. a. Teori Manajemen ilmiah Perkembangan teori manajemen ilmiah berawal akibat dari terjadinya refolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul pada saat itu, baik itu dikalangan usahawan, industri, maupun masyarakat. Manajemen ilmiah merupakan penemuan dari berbagai metode lmiah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manajer secara logis dan efektif untuk meningkatkan produktifitas organisasi. Manajemen ilmiah tidak ditentukan hanya oleh satu unsur saja, tetapi didukung oleh unsur-unsur lain yang saling berhubungan. Unsur-unsur tersebut adalah (1) ilmu pengetahuan ilmiah yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan; (2) hubungan waktu dan gerak kelompok; (3) kerjasama sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual; (4) bekerja untuk hasil yang maksimal;(5) mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi tingginya untuk tingkat kesejahteraan maksimum para keryawan dan perusahaan. Tokoh-tokoh teori manajemen ilmiah : 1. Frederick Winshow Taylor Taylor adalah tokoh yang pertama kali mengembangkan teori manajemen ilmiah. Pada penelitiannya tahun 1886, ia berpendapat bahwa efisiensi perusahaan rendah disebabkan oleh banyaknya waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif. Taylor mempunyai prinsip dasar pemikiran manajemen ilmiah antara lain: a) Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang harus diuraikan menurut bagian-bagiannya, dan cara ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari pekerjaan tersebut perlu ditetapkan sebelumnya. b) Harus ada kerjasama yang baik antara manajer dan pekerja sehingga segala tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. c) Harus ada pembagian kerja antara manajer dan para pekerja. d) Manajer harus menjalankan kegiatan supervisi, memberikan perintah dan merancang apa yang harus dikerjakan, sedangkan para pekerja harus bebas mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Keempat prinsip manajemen ilmiah ini didesain untuk memaksimalkan produktifitas kerja. 2. Henry L. Gantt Sumbangan Henry yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajemen dan para karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. 3. The Gilbreths Gilbreths memfokuskan perhatiannya pada efisiensi, yaitu usaha untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu yang kemudian terkenal dengan konsep satu cara yang terbaik, sedangkan Lilian memfokuskan perhatiannya pada aspek manusia dari kerja. 4. Harigton Emerson Emerson mengajukan 12 prinsip manajemen yaitu : (1) tujuan dirumuskan dengan jelas;(2) kegiatan yang dilakukan masuk akal;(3) dikerjakan oleh orang yang kompeten;(4) disiplin;(5) adil;(6) laporan yang reabel,mutakhir,dan valid;(7) pemberian perintah;(8) standar-standar dan penjadwalan;(9) kondisi yang memiliki standar;(10) operasi yang memiliki standar;(11) instruksi praktis tertulis yang memiliki standar;(12) ganjaran akibat efisiensi. Keterbatasan manajemen ilmiah dan sumbangannya Metode manajemen klasik banyak diterapkan dalam berbagai kegiatan organisasi untuk meningkatkan produktifitas kerja. Studi gerak dan waktu, prinsip efisiensi, seleksi pekerja secara ilmiah, perlunya pendidikan, dan pelatihan ternyata mampu meningkatkan produktifitas kerja. Kritik yang sangat keras dari para ahli perilaku yang mengecam penganut Taylor menyatakan bahwa Taylor dan penganutnya telah memperlakukan para pekerja secara tidak manusiawi. Taylor dan pengikutnya menganggap manusia sebagai faktor produksi yang dapat dimanipulasi dengan insentif ekonomi. Upah dibayar berdasarkan hasil yang dikerjakan. Untuk mengejar upah yang banyak, para pekerja bekerja keras sampai melupakan anak dan istrinya dirumah. Akibatnya, terjadinya kenakalan anak dan keretakan keluarga. b. Teori Organisasi Klasik Teori organisasi klasik disebut juga dengan “teori administrasi” atau dikenal dengan general administrative. Teori ini mengajarkan teknik-teknik administrasi/manajemen dalam mengelola organisasi yang kompleks dengan tujuan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi. Tokoh pengembang teori ini adalah Henry Fayol (1841-1925). Fayol berpendapat bahwa keberhasilan para manajer tidak ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi oleh adanya peramalan yang ilmiah dan penggunaan metode manajemen yang tepat. 2. Teori Hubungan Manusia Teori hubungan manusia memfokuskan pandangan pada aspek manusia. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan perilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh karena itu, manajer dalam menghadapi manusia harus dibantu dengan ilmu lain seperti sosiologi dan psikologi. Sosiologi berfungsi untuk memehami hubungan sosial antara manusia, sedangkan psikologi mengkaji aspek perrilaku dan motivasi kerja manusia. Salah satu pelopor teori ini adalah Hugo Munsterberg. Menurutnya, untuk mewujudkan produktivitas, sebuah organisasi harus memanfaatkan psikologi untuk membaca dan mengetahui sikap, motif, dan perilaku manusia. Hugo mengungkapkan tiga cara untuk meningkatkan produktifitas. 1) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakan. 2) Mencptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas. 3) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan. Kritik pada teori ini adalah tentang kepuasan manusia bersifat kompleks. Oleh karenanya, kepuasan dan produktifitas selain ditentukan oleh lingkungan sosial, psikologis, juga ditentukan oleh faktor lainnya, seperti tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan hubungan karyawan manajemen. 3. Teori Perilaku Teori perilaku berpetdapat bahwa perilaku dapat dipahami melalui tiga model pendekatan, yaitu modelpendekatan rasional, sosiologis, dan hubungan manusia. Prinsip-prinsip teori perilaku adalah sebagai berikut. a) Dibutuhkan motivasi untuk meningkatkan komitmen pekerja b) Proses manajemen tidak dapat diterapkan sebagai suatu proses teknik yang kaku c) Manajemen harus sistematis dan sistemik d) Organisasi dipandang sebagai satu kesatuan e) Kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi bawahannya f) Manusia adalah unsur yang paling penting g) Pendidikan dan pelatihan adalah bekal memahami dan menerapkan konsep-konsep manajemen Teori perilaku ini berpangkal pada perilaku manusia yang tidak sepenuhnya nyata sebeb keunikan dan komplektisitas manusia. 4. Teori Kuantitatif Perkembangan teori kuantitatif ditandai dengan tim-tim penelitian operasi untuk memecahkan masalah-masalah industri, karenanya teknik penelitian operasi sering disebut dengan pendekatan manajemen ilmiah. Teori ini dapat digunakan dalam kegiatan penting seperti dalam penganggaran modal, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia. Kelemahan teori ini adalah kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia 5. Teori Sistem Sistem dapat diartikan sebagai gabungan dari sub-sub sistem yang menjadi satu kesatuan dan saling berkaitan. Teori berdasarkan sistem memendang bahwa sebuah organisasi adalah sebuah sistem. Organisasi dipandang sebagai satu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan dan akan berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar dari teori ini adalah satu kegiatan dalam sebuah organisasi sangat menentukan dan berpengaruh terhadap kegiatan dari setiap bagian lainnya. Teori sistem memiliki pengaruh kuat dalam manajemen dan menjadi pendekatan dominan dalam kajian publik, seperti sosial dan politik. Kritikan terhadap teori sistem adalah bahwa teori sistem tidak akan banyak membawa perubahan yang berarti sebab akan bergerak harmonis, monoton, statis. 6. Teori Kontigensi Prinsip dalam teori kontigensi adalah bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakangi. Tugas manajer dalam teori ini adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu tertentu. Teori ini dianggap tidak menawarkan sesuatu yang baru dan mendapat banyak kritikan. Bahkan, dikatakan bahwa pendekatan ini sesungguhnya belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas. 7. Teori Neo-Hubungan Manusia Teori ini berusaha mengintegrasikan sisi positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut. Dengan teori ini muncul peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perilaku kelompok, dan hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Dalam teori ini juga menemui kritik sebab disamping terlalu umum, abstrak, dan kompleks. Sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasihat ilmuan yang mana sebaiknya sebagai solusi. Oleh Karena itu, pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai dikatakan serbagai mazhab manajemen baru. Meskipun demikian, penndekatan tersebut cukup popular, baik baik dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan tersebut banyak mempengaruhi praktik manajemen saat ini. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Teori administrasi pendidikan terdiri dari tujuh teori yaitu teori manajeman klasik, teori hubungan manusia, teori perilaku, teori kuantitatif, teori sistem, teori kontigensi,teori neo-hubungan manusia. Dari teori tersebut, masing-masing memiliki unsur-unsur, prinsip dasar pemikiran, kelemahan serta kelebihan.
BAB II PEMBAHASAN A. Kegiatan Ekonomi Manusia melakukan berbagai upaya agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan hidupnya yang terdiri atas barang dan jasa. Ada yang mengolah sawah, membuka usaha dagang, mendirikan pabrik ataupun bekerja di pemerintahan. Semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ini disebut sebagai kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu: 1. Kegiatan produksi Kegiatan produksi merupakan kegiatan manusia yang menghasilkan barang atau jasa. Kegiatan yang menghasilkan barang contohnya adalah berkebun, cocok tanam, dan mendirikan usaha kerajinan. Sedangkan kegiatan yang menghasilkan jasa atau pelayanan misalnya adalah menjadi tukang ojek, tukang cukur, dokter dan guru. Orang yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. 2. Kegiatan konsumsi Kegiatan konsumsi merupakan kegiatan menggunakan atau menikmati hasil-hasil produksi. Contoh kegiatan konsumsi adalah makan nasi, minum susu, berpakaian, memakai sepatu dan naik mobil. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Konsumen disebut juga dengan pemakai. Akibat kegiatan konsumsi, benda dan jasa akan habis atau rusak. Benda menjadi berkurang kegunaannya dan jumlahnya. 3. Kegiatan distribusi Kegiatan distribusi merupakan kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan distribusi sangat bermanfaat agar barang-barang dan jasa dapat tersalurkan ke semua tempat.Para pelaku distribusi disebut distributor.kegiatan distribusi antar negara dilakukan melalui ekspor dan impor . Ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke luar negeri. Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri. Misalnya, Indonesia mengekspor bahan-bahan pertanian ke Rusia. Sebaliknya, Indonesia mengimpor perlengkapan militer dari Rusia. Kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Ketiganya saling mendukung dan memengaruhi. Kegiatan produksi berlangsung karena adanya kegiatan konsumsi dan distribusi. Kegiatan konsumsi akan tetap berlangsung jika ada kegiatan produksi dan distribusi. Kegiatan distribusi akan berlangsung apabila ada produksi dan konsumsi. B. Potensi Daerah Kegiatan ekonomi di suatu tempat berkaitan erat dengan potensi di suatu daerah. Manusia berusaha memanfaatkan apa yang ada di sekitar lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Segala sesuatu yang ada di daerah yang dapat dimanfaatkan lebih jauh disebut potensi daerah. Tanah yang subur, pemandangan alam yang indah, laut yang kaya akan ikan merupakan contoh potensi yang ada di suatu daerah. Selain itu keindahan kesenian dan aneka budaya di suatu daerah juga merupakan potensi daerah. 1. Potensi alam Potensi alam merupakan seluruh kenampakan alam beserta sumber daya alam yang terdapat di suatu daerah. Pada semester satu kita sudah belajar tentang kenampakan alam dan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Potensi alam di yang terdapat diIndonesia dapat dibedakan menjadi tiga , yaitu potensi alam wilayah daratan, seperti minyak bumi, emas, dan bahan mineral lainnya. Kemudian potensi alam wilayah perairan, seperti berbagai macam ikan, udang, kerang, rumput laut serta mutiara. Yang terakhir potensi alam wilayah udara, seperti sarana lalu lintas udara, sebagai sarana komunikasi dan olah raga udara. Pada wilayah udara ini juga terdapat sinar matahari yang juga merupakan sumber daya alam. Sinar matahari sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. 2. Potensi sosial budaya Potensi sosial budaya merupakan potensi yang terdapat di kehidupan masyarakat. Berbagai jenis kesenian daerah dan adat istiadat merupakan contoh potensi sosial budaya. Misalkan tari piring dari Sumatera barat, lagu kicir-kicir dari DKI Jakarta, dan seni ukir dari Jepara. 3. Potensi sumber daya manusia Selain sumber daya alam, sumber daya manusia yang terdapat di suatu daerah juga merupakan potensi daerah. Jumlah manusia yang banyak dan berkualitas sangat bermanfaat dalam kegiatan ekonomi. Berkualitas artinya memiliki kemampuan dan keterampilan atau terdidik dan terlatih. C. Jenis-jenis Usaha dalam Bidang Ekonomi 1. Jenis usaha perekonomian dalam masyarakat Secara umum, jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat terdiri atas 3 jenis usaha, yaitu jasa, dagang, dan produksi. Usaha jasa, adalah suatu kegiatan usaha yang memperoleh pendapatan dari memberikan pelayanan kepada konsumen. Berdasarkan sifatnya, usaha jasa terbagi menjadi jasa profesi dan jasa ketrampilan. Jasa profesi adalah pelayanan jasa yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian tertentu yang diperoleh melalui suatu pendidikan, misalnya dokter, pengacara, konsultan, akuntan, dan periklanan. Jasa ketrampilan adalah pelayanan jasa yang diberikan seseorang melalui ketrampilan yang dimilikinya, misalnya tukang cukur, tukang bangunan, tukang ojek, dan sebagainya. Usaha dagang adalah suatu kegiatan usaha yang memperoleh pendapatan dari kegiatan memperjual belikan barang. Usaha dagang ini meliputi usaha dagang grosir dan eceran. Perdagangan grosir adalah kegiatan perdagangan yang menyediakan barang-barang kebutuhan untuk dibeli oleh pembeli yang akan menjualnya lagi kepada konsumen. Barang yang dibeli di toko grosir biasanya lebih banyak daripada perdagangan eceran. Perdagangan eceran adalah kegiatan perdagangan yang menyediakan barang-barang kebutuhan untuk dibeli oleh konsumen yang akan langsung menggunakannya. Usaha produksi adalah suatu kegiatan usaha yang memperoleh pendapatan dari kegiatan membuat atau menambah nilai guna suatu barang. Kegiatan produksi meliputi kegiatan di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan industry. 2. Usaha yang dikelola sendiri dan usaha kelompok Pengelolaan usaha di masyarakat terdiri atas dua bentuk, yaitu usaha yang dikelola sendiri dan usaha yang dikelola secara kelompok. Usaha yang dikelola sendiri seperti warung, took, bengkel, wartel, dan industry kecil rumahan. Sedangkan usaha yang dikelola oleh kelompok bergerak diberbagai bidang, antara lain jasa, perdagangan, industry, pertanian, perkebunan, dan lain-lain. Dalam usaha ini, biasanya dikelola oleh suatu perusahaan yang berbadan usaha firma, perseroan terbatas (PT), persekutuan komanditer (CV), koperasi, yayasan dan badan usaha milik Negara (BUMN). D. Pemanfaatan Potensi Daerah dalam Kegiatan Ekonomi Semua potensi yang ada didaerah tempat tinggal dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau untuk kegiatan ekonomi. Baik untuk kegiatan produksi, distribusi, maupun untuk dikonsumsi secara langsung. Pemanfaatan potensi alam untuk kegiatan ekonomi tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bidang, yakni sebagai berikut: 1. Pertanian Pertanian merupakan kegiatan mengolah tanah dan menanaminya dengan tanaman yang bermanfaat. Kegiatan pertanian memanfaatkan tanah yang subur di dataran rendah. Orang yang bekerja di sector pertanian disebut petani. Mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Ada petani pemilik, juga ada petani penggarap. Sector pertanian tidak hanya terbatas pada bercocok tanam saja. Sector pertanian juga mencakup subsector perkebunan, peternakan, dan perikanan. Usaha perkebunan dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Contoh tanaman perkebunan adalah tembakau, tebu, karet, dan kelapa sawit. 2. Perindustrian Perindustrian merupakan usaha mengolah bahan baku ataupun barang setengah jadi menjadi barang jadi. Usaha industry bertujuan memberikan nilai tambah suatu barang. Misalnya, nilai tambah kulit sapi. Kulit sapi akan bertambah nilainya setelah diolah menjadi sepatu kulit. 3. Perdagangan Perdagangan merupakan kegiatan jual beli barang. Orang yang melakukan kegiatan jual beli disebut pedagang. Pedagang dapat menjual barang dagangannya di beberapa tempat. Misalnya took, pasar, warung, tepi jalan, swalayan ataupun mall. 4. Jasa Jasa merupakan jenis usaha pelayanan kepada konsumen. Usaha jasa tidak memproduksi suatu barang. Usaha jasa banyak ditemukan dengan mudah disekitar kita. Misalnya, perusahaan asuransi, perusahaan angkutan, bank, wartel, dan warnet. 5. Perikanan Usaha perikanan merupakan usaha menangkap ikan baik dari laut maupun dari sungai dan danau. Jenis ikan laut misalnya bandeng, pari, serta teri. Sedangkan ikan air tawar contohnya tawas, lele, nila, dan mas. Potensi perikanan di Indonesia cukup besar. Mengingat wilayah Indonesia sebagian besar adalah perairan. Ikan selain untuk dikonsumsi juga dimanfaatkan sebagai hiasan. Contohnya ikan arwana, mas koki dan dorang. Ikan juga dapat dibudidayakan atau dipelihara di kolam, empang atau tambak. 6. Pariwisata Kegiatan pariwisata banyak memanfaatkan potensi alam, sosial dan budaya. Alam yang indah sangat potensial untuk kegiatan wisata. Keanekaragaman seni dan budaya di suatu daerah juga sangat potensial untuk kegiatan pariwisata. Berbagai tarian adat, rumah adat, seni musik dan makanan khas merupakan contoh budaya yang potensial untuk kegiatan wisata. Berbagai bangunan bersejarah dan bernilai seni seperti candi dan benteng juga banyak dimanfaatkan untuk kegiatan wisata Indonesia saat ini sedang menggalakkan kegiatan pariwisata dengan membuka obyek-obyek wisata baru. Dengan adanya obyek wisata akan banyak mendatangkan wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. E. Pengaruh Kondisi Alam terhadap Kegiatan Ekonomi Kita tahu bahwa bumi tempat kita berpijak tidak hanya datar dan tidak hanya daratan semua. Di bumi ada dataran tinggi, pegunungan, dataran rendah, dan daerah pantai. Ternyata keadaan alam memengaruhi mata pencaharian penduduk. Mata pencaharian penduduk di dataran rendah berbeda dengan penduduk di dataran tinggi. 1. Mata pencaharian masyarakat di daerah pantai Daerah pantai dapat dimanfaatkan sebagai tempat penangkapan ikan, pengolahan garam, pelabuhan laut dan tempat rekreasi. Penduduk daerah pantai mayoritas berprofesi sebagai nelayan, pengusaha tambak, petani tambak, petani garam, dan pengrajin. 2. Mata pencaharian masyarakat di daerah dataran rendah Dataran rendah ialah hamparan daratan yang ketinggiannya tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan laut. Daerah ini biasanya padat penduduk. Mata penccaharian penduduk di dataran rendah antara lain petani, buruh tani, pedagang, pengrajin alat-alat rumah tangga, peternak, buruh musiman, dan lain-lain. 3. Mata pencaharian masyarakat di daerah dataran tinggi Dataran tinggi ialah daerah permukaan bumi yang ketinggiannya melebihi 200 meter di atas permukaan laut. Mata pencaharian mereka ada bermacam-macam. Seperti peternak, petani, pekerja/buruh, tukang, dan pedagang. 4. Mata pencaharian masyarakat kota Kota adalah pusat pemerintahan dan perdagangan/kegiatan ekonomi. Penduduk kota biasanya lebih padat daripada penduduk desa. Penduduk kota umumnya bersifat campuran antara penduduk asli dengan warga pendatang, bahkan juga dengan warga Negara asing. Mata pencaharian di kota umumnya lebih banyak dan lebih bervariasi, seperti pekerja jasa, karyawan swasta, wiraswasta, pedagang, buruh, dan tenaga harian lepas.