Kamis, 31 Maret 2016

Administrasi Pendidikan: Teori Teori Administrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran berbagai organisasi dalam organisasi dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu fenomena kehidupan modern untuk membantu dan mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup manusia secara individu dan masyarakat. Keanggotaan seseorang dalam organisasi menyebabkan timbulnya tuntutan penggunaan uang, waktu dan kerja yang harus dipikul bersama dan berjalan secara efektif serta efisien yang kemudian secara empirik muncullah manajemen dalam organisasi. Praktek manajemen hampir sama tuanya dengan perkembangan peradaban, tetapi studi manajemen secara sistematik boleh dikatakan masih belum lama diterapkan. Manajemen telah diperktekkan dalam bisnis, rumah sakit, sekolah-sekolah, universitas, pemerintahan, industri, perbankan dan aktivitas organisasi lainnya. Disadari bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya material akan dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dengan memfungsikan manajemen. Manajemen sudah ada sejak manusia ini ada. Hanya saja istilah manajemen, baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia manajemen sudah dipraktikkan pada masa prasejarah. Pertumbuhan manajemen meliputi 3 fase, yaitu 1) fase prasejarah, yang berakhir pada tahun 1, 2) fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886, 3) fase modern mulai 1886 sampai sekarang. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari teori-teori administrasi dari berbagai ilmuan 2. Apa saja berbagai macam prinsip dasar dari masing-masing tokoh C. Tujuan 1. Untuk mengetahui unsure-unsur dari setiap tokoh 2. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan dari setiap pendapat para ahli BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Administrasi (Manajemen) Teori adalah keterangan tentang sesuatu, sedangkan manajemen merupakan kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lainnya. Teori manajemen dipergunakan sebagai pedoman melaksanakan kegiatan dengan cara yang tepat dan hemat dalam upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Adapun pedoman utama norma manajemen adalah efektif dan efisien. Efektif, memperoleh hasil yang tepat sesuai dengan harapan atau tujuan yang diinginkan. Efisien,memperoleh hasil yang optimal dengan menggunakan sumberdaya yang seminimal mungkin. B. Macam-macam Teori Administrasi (Manajemen) 1. Teori Manajemen klasik Teori manajemen klasik terdiri dari dua teori, yaitu teori manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik. a. Teori Manajemen ilmiah Perkembangan teori manajemen ilmiah berawal akibat dari terjadinya refolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul pada saat itu, baik itu dikalangan usahawan, industri, maupun masyarakat. Manajemen ilmiah merupakan penemuan dari berbagai metode lmiah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manajer secara logis dan efektif untuk meningkatkan produktifitas organisasi. Manajemen ilmiah tidak ditentukan hanya oleh satu unsur saja, tetapi didukung oleh unsur-unsur lain yang saling berhubungan. Unsur-unsur tersebut adalah (1) ilmu pengetahuan ilmiah yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan; (2) hubungan waktu dan gerak kelompok; (3) kerjasama sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual; (4) bekerja untuk hasil yang maksimal;(5) mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi tingginya untuk tingkat kesejahteraan maksimum para keryawan dan perusahaan. Tokoh-tokoh teori manajemen ilmiah : 1. Frederick Winshow Taylor Taylor adalah tokoh yang pertama kali mengembangkan teori manajemen ilmiah. Pada penelitiannya tahun 1886, ia berpendapat bahwa efisiensi perusahaan rendah disebabkan oleh banyaknya waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif. Taylor mempunyai prinsip dasar pemikiran manajemen ilmiah antara lain: a) Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang harus diuraikan menurut bagian-bagiannya, dan cara ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari pekerjaan tersebut perlu ditetapkan sebelumnya. b) Harus ada kerjasama yang baik antara manajer dan pekerja sehingga segala tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. c) Harus ada pembagian kerja antara manajer dan para pekerja. d) Manajer harus menjalankan kegiatan supervisi, memberikan perintah dan merancang apa yang harus dikerjakan, sedangkan para pekerja harus bebas mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Keempat prinsip manajemen ilmiah ini didesain untuk memaksimalkan produktifitas kerja. 2. Henry L. Gantt Sumbangan Henry yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajemen dan para karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. 3. The Gilbreths Gilbreths memfokuskan perhatiannya pada efisiensi, yaitu usaha untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu yang kemudian terkenal dengan konsep satu cara yang terbaik, sedangkan Lilian memfokuskan perhatiannya pada aspek manusia dari kerja. 4. Harigton Emerson Emerson mengajukan 12 prinsip manajemen yaitu : (1) tujuan dirumuskan dengan jelas;(2) kegiatan yang dilakukan masuk akal;(3) dikerjakan oleh orang yang kompeten;(4) disiplin;(5) adil;(6) laporan yang reabel,mutakhir,dan valid;(7) pemberian perintah;(8) standar-standar dan penjadwalan;(9) kondisi yang memiliki standar;(10) operasi yang memiliki standar;(11) instruksi praktis tertulis yang memiliki standar;(12) ganjaran akibat efisiensi. Keterbatasan manajemen ilmiah dan sumbangannya Metode manajemen klasik banyak diterapkan dalam berbagai kegiatan organisasi untuk meningkatkan produktifitas kerja. Studi gerak dan waktu, prinsip efisiensi, seleksi pekerja secara ilmiah, perlunya pendidikan, dan pelatihan ternyata mampu meningkatkan produktifitas kerja. Kritik yang sangat keras dari para ahli perilaku yang mengecam penganut Taylor menyatakan bahwa Taylor dan penganutnya telah memperlakukan para pekerja secara tidak manusiawi. Taylor dan pengikutnya menganggap manusia sebagai faktor produksi yang dapat dimanipulasi dengan insentif ekonomi. Upah dibayar berdasarkan hasil yang dikerjakan. Untuk mengejar upah yang banyak, para pekerja bekerja keras sampai melupakan anak dan istrinya dirumah. Akibatnya, terjadinya kenakalan anak dan keretakan keluarga. b. Teori Organisasi Klasik Teori organisasi klasik disebut juga dengan “teori administrasi” atau dikenal dengan general administrative. Teori ini mengajarkan teknik-teknik administrasi/manajemen dalam mengelola organisasi yang kompleks dengan tujuan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi. Tokoh pengembang teori ini adalah Henry Fayol (1841-1925). Fayol berpendapat bahwa keberhasilan para manajer tidak ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi oleh adanya peramalan yang ilmiah dan penggunaan metode manajemen yang tepat. 2. Teori Hubungan Manusia Teori hubungan manusia memfokuskan pandangan pada aspek manusia. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan perilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh karena itu, manajer dalam menghadapi manusia harus dibantu dengan ilmu lain seperti sosiologi dan psikologi. Sosiologi berfungsi untuk memehami hubungan sosial antara manusia, sedangkan psikologi mengkaji aspek perrilaku dan motivasi kerja manusia. Salah satu pelopor teori ini adalah Hugo Munsterberg. Menurutnya, untuk mewujudkan produktivitas, sebuah organisasi harus memanfaatkan psikologi untuk membaca dan mengetahui sikap, motif, dan perilaku manusia. Hugo mengungkapkan tiga cara untuk meningkatkan produktifitas. 1) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakan. 2) Mencptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas. 3) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan. Kritik pada teori ini adalah tentang kepuasan manusia bersifat kompleks. Oleh karenanya, kepuasan dan produktifitas selain ditentukan oleh lingkungan sosial, psikologis, juga ditentukan oleh faktor lainnya, seperti tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan hubungan karyawan manajemen. 3. Teori Perilaku Teori perilaku berpetdapat bahwa perilaku dapat dipahami melalui tiga model pendekatan, yaitu modelpendekatan rasional, sosiologis, dan hubungan manusia. Prinsip-prinsip teori perilaku adalah sebagai berikut. a) Dibutuhkan motivasi untuk meningkatkan komitmen pekerja b) Proses manajemen tidak dapat diterapkan sebagai suatu proses teknik yang kaku c) Manajemen harus sistematis dan sistemik d) Organisasi dipandang sebagai satu kesatuan e) Kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi bawahannya f) Manusia adalah unsur yang paling penting g) Pendidikan dan pelatihan adalah bekal memahami dan menerapkan konsep-konsep manajemen Teori perilaku ini berpangkal pada perilaku manusia yang tidak sepenuhnya nyata sebeb keunikan dan komplektisitas manusia. 4. Teori Kuantitatif Perkembangan teori kuantitatif ditandai dengan tim-tim penelitian operasi untuk memecahkan masalah-masalah industri, karenanya teknik penelitian operasi sering disebut dengan pendekatan manajemen ilmiah. Teori ini dapat digunakan dalam kegiatan penting seperti dalam penganggaran modal, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia. Kelemahan teori ini adalah kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia 5. Teori Sistem Sistem dapat diartikan sebagai gabungan dari sub-sub sistem yang menjadi satu kesatuan dan saling berkaitan. Teori berdasarkan sistem memendang bahwa sebuah organisasi adalah sebuah sistem. Organisasi dipandang sebagai satu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan dan akan berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar dari teori ini adalah satu kegiatan dalam sebuah organisasi sangat menentukan dan berpengaruh terhadap kegiatan dari setiap bagian lainnya. Teori sistem memiliki pengaruh kuat dalam manajemen dan menjadi pendekatan dominan dalam kajian publik, seperti sosial dan politik. Kritikan terhadap teori sistem adalah bahwa teori sistem tidak akan banyak membawa perubahan yang berarti sebab akan bergerak harmonis, monoton, statis. 6. Teori Kontigensi Prinsip dalam teori kontigensi adalah bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakangi. Tugas manajer dalam teori ini adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu tertentu. Teori ini dianggap tidak menawarkan sesuatu yang baru dan mendapat banyak kritikan. Bahkan, dikatakan bahwa pendekatan ini sesungguhnya belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas. 7. Teori Neo-Hubungan Manusia Teori ini berusaha mengintegrasikan sisi positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut. Dengan teori ini muncul peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perilaku kelompok, dan hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Dalam teori ini juga menemui kritik sebab disamping terlalu umum, abstrak, dan kompleks. Sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasihat ilmuan yang mana sebaiknya sebagai solusi. Oleh Karena itu, pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai dikatakan serbagai mazhab manajemen baru. Meskipun demikian, penndekatan tersebut cukup popular, baik baik dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan tersebut banyak mempengaruhi praktik manajemen saat ini. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Teori administrasi pendidikan terdiri dari tujuh teori yaitu teori manajeman klasik, teori hubungan manusia, teori perilaku, teori kuantitatif, teori sistem, teori kontigensi,teori neo-hubungan manusia. Dari teori tersebut, masing-masing memiliki unsur-unsur, prinsip dasar pemikiran, kelemahan serta kelebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar