Selasa, 02 Mei 2017

1423305247 MUNASIROH (MI DIPONEGORO 03 KARANGKLESEM DAN TPQ BAITUL JANNAH)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKA ISLAM
DI MI DIPONEGORO 3 KARANGKLESEM DAN
TPQ BAITUL JANNAH


Laporan Observasi ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Rahman Afandi, S. Ag., M.S.I.

Disusun Oleh:
Munasiroh (1423305247)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejalan dengan semakin berkembangnya jumlah pemeluk Islam dan juga keinginan untuk memperoleh efektivitas belajar mengajar yang cukup memadai, berkembanglah pemikiran baru para sahabat dan tabi’in tentang pendidikan yang berkelanjutan sampai munculnya kerajaan Timur Tengah dan Spanyol. Mereka mendirikan berbagai model kelembagaan pendidikan Islam yang lebih teratur dan terarah dalam kegiatan belajar dan mengajar secara klasikal yang berbentuk madrasah.
Menurut Sidi Gazabla, yang berkewajiban menyelenggarakan lembaga pendidikan adalah:
Rumah Tangga (keluarga), yaitu pendidikan primer untuk fase kanak-kanak sampai usia sekolah. Pendidiknyan adalah orang tua, sanak kerabat, family, saudara-saudara, teman sepermainan dan kenalan pergaulan.
Sekolah (madrasah), yaitu pendidikan sekunder yang mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah sampai ia keluar dari sekolah tersebut. Pendidiknya adalah guru yang professional.
Kesatuan sosial (masyarakat), yaitu pendidikan tersier yang merupakan pendidikan yang terakhir tetapi bersifat permanen. Pendidiknya adalah adat-istiadat, suasana masyarakat setempat.
Dari ketiga jenis lembaga pendidikan tersebut lembaga sekolah (madrasah) yang berperan mendidik dan mengajarkan peserta didik dengan berbagai disiplin ilmu. Sedangkan lembaga keluarga lebih dominan di dalam perkembangan fisik. Kemudian masyarakat adalah tempat dimana peserta didik mengaplikasikan ilmunya.
Lembaga pendidikan Islam berkembang dalam bentuk formal (madrasah) semua jenjang sampai dengan universitas (al-Jamiah) dan bentuk nonformal (majelis taklim, pesantren) dan pendidikan individual (langsung dengan guru, ulama).
Tujuan pendidikan Islam adalah Salah satu sistem yang memungkinkan proses kependidikan Islam berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuannya adalah institusi atau kelembagaan pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam tersebut dibutuhkan sinergi baik dari pendidikan formal, non formal, dan informal. Pelaksanaan pendidikan non formal untuk pendidikan Islam dapat melalui TPQ, TPA, Majlis Ta’lim, Diniyah.
Dalam pelaksanaannya dibutuhkan komponen seperti sarana prasarana, guru dan peserta didik. Guru sebagai ujung tombak dalam sebuah pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun, dalam kenyataannya kompetensi guru kurang menguasai hal tersebut, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
MI Diponegoro 03 Karangklesem sebagai lembaga pendidikan Islam formal dan TPQ Baitul Jannah sebagai lembaga pendidikan informal menjadi sebuah objek kajian yang penulis teliti. Hal ini karena, perolehan prestasi dari MI Diponegoro 03 Karangklesem cukup baik, sedangkan di TPQ Baitul Jannah mempunyai kualitas tinggi serta dukungan dari masyarakat.
Rumusan Masalah
Bagaimana probelmatika pendidikan Islam di MI Diponegoro 03 Karangklesem?
Bagamana problematika pendidikan Islam di TPQ Baitul Jannah Karangklesem?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui probelmatika pendidikan Islam di MI Diponegoro 03 Karangklesem.
Untuk mengetahui problematika pendidikan Islam di TPQ Baitul Jannah Karangklesem.
BAB II
PEMBAHASAN
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Lembaga Pendidikan Formal
Waktu : Sabtu, 11 Aril 2017
Tempat : MI Ma’arif 11 Pucung Kidul
Lembaga Pendidikan Nonformal
Waktu : Selasa, 18 April 2017
Tempat : TPQ Baitul Jannah Karangklesem
Gambaran Umum Sekolah
Lembaga Pendidikan Fomal
Idenitas Madrasah
Menurut data dokumentasi gambaran umum MI Diponegoro 03 Karangklesem sebagai berikut:
Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Diponegoro 03     Karangklesem  
N.I.S :  20302452
NSS/NSM :  1123310203/11123020145
Alamat   :  Jalan. Gunung Tugel No. 10, RT03/ RW 09
Kode Pos :  53144
Desa   :  Karangklesem
Kecamatan   :  Purwokerto Selatan
Kabupaten   :  Banyumas
Propinsi   :  Jawa Tengah
Otonomi   :  Daerah
Daerah :  Perkotaan
Status Madrasah :  Swasta
Status Akreditasi :  A
Tahun Berdiri      :  1968
Penyelenggara Madrasah    :  Yayasan LP Ma’arif NU Cabang Banyumas
Luas Bangunan      :  360 m
Jarak Ke Pusat Kecamatan : 1,5 KM
Jarak Ke Pusat Otoda      :  5 KM
Terletak Pada Lintas    :  Kecamatan
Organisasi Penyelenggara   :  Organisasi
Telepon      : 0281641382
E-mail    : midipokarkles@gmail.com
Sejarah Berdirinya MI Diponegoro 03 Karangklesem
MI Diponegoro 03 Karangklesem berdiri pada tanggal 01 Januari 1968 dibawah yayasan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. Dasar pendirian salah satu MI di Karangklesem Purwokerto Selatan ini adalah Djawatan Pendidikan Agama Kementrian Agama Republik Indonesia 1/5/4850/11. Dengan luas tanah 360  yang statusnya adalah tanah wakaf, MI Diponegoro 03 Karangklesem ini sudah terakreditasi pada tahun 2010 dengan kategori baik. Kemudian pada tahun 2015 MI Diponegoro 03 Karangklesem Purwokerto berdasarkan SK No.147 /BAP.SM/X/2015 terakreditasi “A” atau sangat baik.
Visi Dan Misi MI Diponegoro 03 Karangklesem
Visi dan misi MI Diponegoro 03 Karangklesem, sebagai berikut:
Visi:
Terwujudnya insan yang beriman, bertaqwa, disiplin, serta unggul dalam prestasi.

Misi:
Membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa.
Membentuk generasi yang berkarakter Islami, disiplin, dan bertanggung jawab.
Membentuk generasi yang menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi, trampil dan kreatif.
Menciptakan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan agama.
Tujuan
Mewujudkan siswa MI Diponegoro 03 Karangklesem yang meyakini setiap gerak kita di awasi oleh Allah SWT. Sehingga akan berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan Nya.
Terwujudnya siswa yang senang ilmu pengetahuan, teknologi sehingga akan terampil serta kreatif.
Terwujudnya lulusan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman agama dan pengetahuan umum.
Prestasi-Prestasi MI Diponegoro 03 Karangklesem
Prestasi-prestasi yang telah diraih oleh peserta didik di MI Diponegoro 03 Karangklesem, diantaranya sebagai berikut :
Juara I Lomba LCC Agama Tingkat Kecamatan,
Juara I Lomba LCC Maple Umum Tingkat Kecamatan,
Juara I Lomba LCC Mapel Matematika Tingkat Kecamatan,
Juara I Lomba LCC Mapel IPA Tingkat Kecamatan,
Juara I Lomba Pidato Bahasa Arab,
Juara I Lomba Pidato Bahasa Indonesia,
Juara I Lomba Pidato Bahasa Inggris,
Juara I Lomba Tilawatil Qur’an,
Juara I Lomba Murowatal Qur’an,
Juara I Lomba Pidato Bahasa Jawa,
Juara I Lomba Lomba Siswa Berprestasi,
Juara I Lomba Pidato Bahasa Banyumas.

Lembaga Pendidikan Nonformal
Sejarah berdirinya TPQ Baitul Jannah Karang Klesem
Taman Pendidikan Al-Qur’an Baitul Jannah atau TPQ Baitul Jannah merupakan sebuah ikhtiar nyata dari warga masyarakat RW 03 (khususnya warga RT 02 s/d RT 06) untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan agama islam yang bisa membekali anak-anak mereka dengan pendidikan agama khususnya kemampuan membaca al-qur’an.
Melihat perkembangan zaman yang semakin lama semakin tidak terkendali, dengan adanya teknologi canggih memberikan kemudahan bagi setiap orang melakukan berbagai aktifitasnya, tidak terkecuali pada anak anak. Dengan kemudahan akses internet yang semakin meluas membuat anak-anak lupa akan kewajibannya, banyak anak-anak yang selepas sekolah hanya menghabiskan waktunya untuk bermain game diwarnet. Jika hal seperti ini terus dibiarkan maka akan jadi apa generasi muda kita dimasa depan? Melihat hal seperti itu, kami warga RW 03 berusaha menciptakan suatu kegiatan yang lebih bermanfaat dari pada hanya bermain diwarnet, yakni dengan mengajak mereka belajar mengaji.
Sebelum menjadi lembaga pendidikan (TPQ), awalnya hanyalah kegiatan mengaji dalam kelompok kecil yang diselenggarakan di mushola-mushola yang ada di RW 03, kemudian setelah berdiri masjid Baitul Jannah pada tahun 2009 maka kegiatan mengajipun di pindah ke Masjid Baitul Jannah. Seiring dengan tuntutan jaman dan adanya semangat pengurus ta’mir masjid Baitul Jannah untuk memiliki lembaga pendidikan al-qur’an yang resmi, maka didirikanlah Taman Pendidikan Al-qur’an, yang diberi nama TPQ Baitul Jannah, dan resmi didirikan pada bulan Oktober 2012. Pada saat itu santri yang mengaji tidaklah banyak hanya berjumlah belasan dengan satu orang guru/pengajar. kegiatan mengajipun masih berjalan secara tradisional tanpa kurikulum dan perlengkapan administrasi lainnya.
Secara bertahap pengurus TPQ Baitul Jannah mulai melakukan pembenahan di antaranya adalah dengan membuat kurikulum, melengkapi administrasi dan lain sebagainya termasuk juga mengadakan pelatihan bagi segenap tenaga pengajar, selain itu beberapa fasilitas seperti meja, alat peraga juga dipersiapkan demi mendukung tercapainya proses belajar mengajar. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan agama, banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke TPQ ini, dengan begitu jumlah santripun semakin banyak, maka disusun sebuah target pembelajaran yang kemudian ditetapkan sebagai kurikulum resmi Taman Pendidikan Al-Qur’an Baitul Jannah.
Demikian riwayat singkat tentang berdirinya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Baitul Jannah Kelurahan Karang Klesem Purwokerto Selatan.
Letak Geografis
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Baitul Jannah berlokasi di Jl. Prof. M. yamin Rt 05 Rw 03 Kelurahan Karang Klesem, Kabupaten Banyumas, Kecamatan Purwokerto Selatan. Adapun batas-batas yang mengelilingi wilayah ini adalah:
Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
Sebelah selatan berbatasan dengan kantor Notaris dan PPAT
Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk
Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya
Dilihat dari batas-batas wilayah yang ada disekitarnya, secara geografis TPQ Baitul Jannah berada di perkampungan padat penduduk, dan lokasinya juga sangat strategis karena letaknya didepan jalan raya yang biasa dilalui angkutan umum. Demikian gambaran letak geografis TPQ Baitul Jannah Kelurahan Karang Klesem Purwokerto Selatan (Dokumentasi TPQ BJ, dikutip tanggal 21 Oktober 2016).
Visi, Misi dan Tujuan TPQ Baitul Jannah Karang Klesem
Visi
Mengupayakan pembinaan santri supaya memiliki budi pekerti luhur.
Misi
Menumbuhkan kesadaran untuk mencintai al-qur’an dan mengamalkannya.
Mengembangkan pola pendidikan agama yang kreatif inovatif serta didasari oleh penghayatan nilai-nilai Islam.
Membentuk perilaku akhlaqul karimah.
Tujuan
Adapun tujuan TPQ Baitul Jannah Karang Klesem adalah:
Menghasilkan santri-santri yang mampu membaca al-qur’an dengan baik dan benar dan bisa mengamalkannya sebagai pedoman hidup.
Membentuk pola pendidikan yang dapat mengaktifkan dan melibatkan santri sehingga mereka tidak hanya bisa membaca tetapi juga mampu menjelaskan.
Membentuk lingkungan islami yang kondusif bagi santri.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Lembaga Pendidikan Formal
Kurikulum

Perencanaan Pembelajaran (RPP)
Hamzah B. Uno mengutip pendapat Degeng dijelaskan perencanaan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang dilakukan di MI Diponegoro 3 Karangklesem sudah menggunakan Kurikulum 2013. Permasalahan yang penulis temukan, RPP dianggap tidak penting. Sehingga, RPP hanya menyalin dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan untuk pembelajarannya menggunakan buku paket, artinya materi yang disampaikan disesuaikan dengan bab-bab yang ada di buku paket. Hal ini tentu menjadi sebuah permasalahan, melalui RPP guru mengembangkan bagaimana pembelajaran dilaksanakan. Oleh karena itu, pembuatan RPP itu penting sebagai sebuah rencana setting pembelajaran yang akan disampaikan. Melalui RPP guru dapat menginovasi pembelajaran yang variatif sehingga tujuan pembelajran tercapai. .
Strategi
Strategi pembelajaran adalah suatu serangkaian kegiatan yang temasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran mencakup didalamnya pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu student active learning, definisi dari student active learning sendiri yaitu pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan potensi yang dimiliki oleh anak didik sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Serta bertumpu pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Jadi dalam penelitian yang kami lakukan, guru mempunyai peran hanya sebagai fasilitator, berhubung kelompok kami meneliti di MI Diponegoro Karangklesem Purwoketo Selatan kelas 3, maka peserta didik mengeksplor kemampuan akademiknya masing-masing dan bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki, sehigga peserta didik mampu mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakter yang dimiliki peserta didik.
Permasalahannya, ada beberapa guru angkatan lama yang masih enggan untuk menginovasi menggunakan strategi-strategi yang baru. Oleh karena itu, beberapa guru kesulitan untuk menerapkan actif learning. Mereka cenderung untuk menggunakan strategi teacher center, pembelajaran hanya focus pada penyampaian guru. Seperti pelajaran SKI, mereka akan cenderung hanya guru yang menyampaikan melalui ceramah. Hal ini karena, kurangnya pengetahuan guru tentang berbagai strategi yang baru dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Metode
Metode menurut Djamaludin dan Abdullah Aly berasal dari kata meta yang berarti melalui, dan hodos yang bearti jalan. Jadi metode adalah jaan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan mendapat kemampuan yang baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama ada dua yaitu metode ceramah dan demonstrasi. Pertama yaitu menggunakan metode ceramah dimana guru memaparkan materi yang terkait dengan tema yang sedang diajarkan. Kedua demonstrasi, yaitu guru disisni menyajikan materi pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan atau mempraktekan secara langsung terkait tema yang diajarkan, demonstrasi pada kelas 3 ini dicontohkan materi tentang hijrahnya Nabi Muhammad SAW, peserta didik langsung mempraktekan tentang hijrahnya Nabi Muhammad dari bukit sofa ke bukit marwa, disisni ada yang berperan sebagai Nabi, Sahabat dan lain sebagainya.
Dengan metode seperti itu maka peseta didik akan cepat memahami, proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab tak hanya mendengar materi dari gurunya tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi dan diamati dan dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran matei pembelajaran.
Namun, prosentase metode selain ceramah dinilai masih sedikit, hal ini berdasarkan sumber seorang guru SKI di MI Diponegoro Karangklesem. Mereka cenderung kesulitan dalam menggunakan berbagai metode karena kurangnya pengetahuan mereka dan dianggap kurang praktis. Sehingga guru cenderung lebih banyak menggunakan metode ceramah.
Media
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Media yang digunakan dalam pembelajaran Agama di MI Diponegoro 3 Karangklesem untuk menggunakan media berbagai media seperti kartu, games, gambar, dan lain-lain. Hal ini dinilai cukup bagus, selanjutnya guru lebih variatif lagi dalam penggunaan media. Hal ini karena, beberapa guru senior biasanya hanya menggunakan media yang sederhana semisal gambar atau media berbasis manusia. Penyebabnya adalah keengganan mereka untuk menginovasi media untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
Sumber belajar yang digunakan guru di MI Diponegoro 3 Karangklesem yaitu: Sumber belajar yang digunakan yaitu Buku pegangan siswa kelas 3, Buku paket kelas 3, dan untuk tambahan materi bowsing di internet.
Lembaga Pendidikan Nonformal
Sarana dan Prasarana TPQ Baitul Jannah Karang Klesem
Sarana dan Prasarana merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan Proses belajar mengajar, karena dalam kegiatan tersebut sangat dibutuhkan dalam rangka terciptanya kondisi belajar yang representatif dan kondusif.
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Sementara ini TPQ Baitul Jannah belum memiliki sarana belajar yang memadai terutama ruang belajar, padahal ada 9 jenjang/ kelas yang harus ditempuh di TPQ ini untuk mendapat sertifikat lulus. Itu artinya TPQ ini membutuhkan minimal 9 ruangan untuk tempat belajar. Namun pada kenyataannya TPQ ini baru memiliki 3 ruangan yang dipakai untuk santri kelas 1, 2, dan 3, untuk kelas yang lain memanfaatkan teras Masjid Baitul Jannah, dan menggunakan mushola-mushola terdekat serta beberapa rumah warga sekitar. Selain ruangan ada sarana pendukung lain berupa 20 meja ustadzah dan 18 lembar benner yang ditempel dimasing-masing tempat belajar.
Meski demikian, saat ini pihak TPQ Baitul Jannah sedang mengupayakan agar lembaga ini memiliki fasilitas yang layak demi kelangsungan belajar mengajar agar tercipta suasana kondusif dan nyaman, sehingga para santri menjadi tambah bersemangat dan rajin mengaji.
Menurut Thalib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.2
Keadaan Guru dan Santri TPQ Baitul Jannah Karang Klesem
Keadaan Guru
Di TPQ Baitul Jannah Karang Klesem ada 19 ustadzah yang selalu siap mengajar para santri setiap hari. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang daftar nama guru dapat dilihat dalam tabel berikut:
Daftar Guru/Pengajar TPQ Baitul Jannah
NoNama PengajarIjazahLama Mengajar1Usth. TunutSMP6 th2Usth. Titi MarziqohMAN4 th3Usth. Suci NurhidayatiSMA4 th4Usth. AminahSMK4 th5Usth. Aristina HandayaniSMA4 th6Usth. Riatun NuranSMA3 th7Usth. Vendra ArtantiD32 th8Usth. Dani FebriyantiSMA2 th9Usth. Heni PujianingrumSMK2 th10Usth. Musri’ahSMP3 th11Usth. ParwatiSMP4 th12Usth. Wiwid KusnariSMK1 th13Usth. Nining JumiatiSMK1 th14Usth. Nina LestariSMA2 th15Usth. WantiahSMP3 th16Usth. Adiningsih SS11 bln17Usth. Laelatur RohmahD36 bln18Usth. Hj.NaniSMP6 bln19Usth. Windi ArtiSMA1 thKeadaan guru yang cukup banyak, namun terkadang ada kesibukan masing-masing sehingga guru yang lain siap untuk menggantikannya. Guru TPQ BJ merupakan warga sekitar jadi tidak begitu menyulitkan baik hal akses maupun ada guru yang berhalangan hadir. Kompetensi gurunya pun memadai, karena mereka merupakan pemuda sekitar lulusan TPQ tersebut sehingga telah mendapat bekal ilmu yang cukup untuk mengajar.
Keadaan Siswa/Santri
Keseluruhan santri yang belajar di TPQ Baitul Jannah Karang Klesem saat ini berjumlah 171 anak, yang terbagi dalam 9 kelas/jenjang. Mereka terdiri dari anak-anak yang belum sekolah dan yang bersekolah dari tingkat PAUD hingga SMP. Untuk lebih jelasnya jumlah santri keseluruhan di TPQ Baitul Jannah Karang Klesem bisa dilihat dari tabel berikut:
Daftar Jumlah Santri TPQ Baitul Jannah Karang Klesem
NoKelasPerempuanLaki-lakiJumlah11A871521B961532A471142B551053A1051563B35873C821084A45994B4610105A358115B7714126A8816136B257147A4913157B291116857121792-2Jumlah keadaan siswa perkelas tersebut diatas tidak selalu tetap, artinya sewaktu-waktu dapat berubah dengan adanya ujian kenaikan kelas/jenjang yang tidak serentak. Karena santri yang sudah selesai dan telah menguasai target materi yang ditentukan akan diberi surat rekomendasi ujian oleh guru pengampu masing-masing kelas. Setelah mendapat surat rekomendasi ujian maka santri akan dievaluasi oleh penguji. Bagi santri yang lulus uji maka mereka berhak naik kejenjang berikutnya, dan bagi yang belum lulus uji akan dikembalikan ke kelas semula untuk mendalami materi yang belum lulus, dan kemudian akan diuji kembali saat santri sudah mendapat rekomendasi lagi. Proses pembelajaran dilaksanakan setiap hari senin, selasa, rabu, kamis dan sabtu, waktunya dari jam 15.45 s/d 17.00.



Bab III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data  hasil penelitian di MI Diponegoro Karangklesem, guru masih menganggap belum pentingnya sebuah RPP. Hal ini karena, mereka cenderung merasa terbebani untuk menginovasi sebuah RPP. Karena perencanaan tidak dibuat secara matang, mereka merasa kesulitan untuk menginovasi pembelajaran baik mulai dari strategi, metode, dan media pembelajaran. Dalam mengajar, mereka hanya menggunakan panduan silabus yang ada di buku paket.
Hasil penelitian di TPQ Baitul Jannah (BJ) Karangklesem menunjukkan hasil yang baik, hal ini karena sinergitas antara pengelola, guru, masyarakat yang terus bersemangat menginovasi pembelajaran. Hal ini terbukti TPQ BJ  menjadi salah satu TPQ Favorit di Purwokerto Selatan ini. Hal yang masih perlu dibenahi adalah sarana dan prasarana yang ada belum memadai, sehingga pembelajaran memanfaatkan teras rumah warga untuk tempatnya.
Saran
Lembaga Pendidikan Formal
Guru lebih memahami pentingnya perencanaan pembelajaran (RPP)
Guru menginovasi pengunaan strategi, media, dan metode yang variatif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.
Lembaga Pendidikan Nonfomal
Sarana Prasarana perlu untuk ditambah kembali supaya kelas lebih efektif




Daftar Pustaka
H.M. Arifin. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. PT Bumi Aksara: Jakarta
Ali Saifullah. 1989. Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan: Usaha Nasional: Surabaya.
Hamzah B. Uno. 2011. Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara: Jakarta.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta.
Dr. Ismail Sukardi. 2013. Model-Model Pembelajaran Modern. Tunas Gemilang Press: Yogyakarta.
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Galia Indonesia: Bogor.
Suharsimi Arikunto. 1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

1 komentar: