POBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM DI
MI MA’ARIF 11 PUCUNG KIDUL DAN
PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH
KARANGSUCI PURWOKERTO
Laporan Observasi ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Rahman Afandi, S. Ag., M. S. I.,
Oleh:
Priyo
Darojat (1423305253)
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
PURWOKERTO
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu sistem yang memungkinkan proses
kependidikan Islam berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam
rangka mencapai tujuannya adalah institusi atau kelembagaan pendidikan Islam.
Salah satu rumah yang terkenal dijadikan tempat berlangsungnya pendidikan Islam
ialah Dar al-Aqram di Mekah dan masjid yang terkenal dipergunakan untuk
kegiatan belajar dan mengajar ialah yang sekarang terkenal Masjid al-Haram di
Makah dan Masjid an-Nabawi di Madinah al-Munawwarah.
Sejalan dengan semakin berkembangnya jumlah
pemeluk Islam dan juga keinginan untuk memperoleh efektivitas belajar mengajar
yang cukup memadai, berkembanglah pemikiran baru para sahabat dan tabi’in
tentang pendidikan yang berkelanjutan sampai munculnya kerajaan Timur Tengah
dan Spanyol. Mereka mendirikan berbagai model kelembagaan pendidikan Islam yang
lebih teratur dan terarah dalam kegiatan belajar dan mengajar secara klasikal
yang berbentuk madrasah.[1]
Menurut Sidi Gazabla, yang berkewajiban
menyelenggarakan lembaga pendidikan adalah:
1.
Rumah Tangga (keluarga), yaitu pendidikan
primer untuk fase kanak-kanak sampai usia sekolah. Pendidiknyan adalah orang
tua, sanak kerabat, family, saudara-saudara, teman sepermainan dan kenalan
pergaulan.
2.
Sekolah (madrasah), yaitu pendidikan
sekunder yang mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah sampai ia keluar dari
sekolah tersebut. Pendidiknya adalah guru yang professional.
3.
Kesatuan sosial (masyarakat), yaitu
pendidikan tersier yang merupakan pendidikan yang terakhir tetapi bersifat
permanen. Pendidiknya adalah adat-istiadat, suasana masyarakat setempat.[2]
Dari ketiga jenis lembaga pendidikan
tersebut lembaga sekolah (madrasah) yang berperan mendidik dan mengajarkan
peserta didik dengan berbagai disiplin ilmu. Sedangkan lembaga keluarga lebih
dominan di dalam perkembangan fisik. Kemudian masyarakat adalah tempat dimana
peserta didik mengaplikasikan ilmunya.
Lembaga pendidikan Islam berkembang dalam
bentuk formal (madrasah) semua jenjang sampai dengan universitas (al-Jamiah)
dan bentuk nonformal (majelis taklim, pesantren) dan pendidikan individual
(langsung dengan guru, ulama).[3]
Demikian latar belakang yang membuat
peneliti bermaksud untuk melakukan observasi tentang Problematika di Lembaga
Pendidikan Formal dan Nonformal. Tempat yang akan di observasi yaitu MI Ma’arif
11 Pucung Kidul dan Pondok Pesantren Al Hidayah Karangsuci, Purwokerto.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana probelmatika pendidikan Islam di MI Ma’arif 11 Pucung Kidul?
2. Bagamana problematika pendidikan Islam di Pondok Pesantren Al Hidayah
Karangsuci, Purwokerto?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk mengetahui probelmatika pendidikan Islam di MI Ma’arif 11 Pucung
Kidul.
2. Untuk mengetahui problematika pendidikan Islam di Pondok Pesantren Al
Hidayah Karangsuci, Purwokerto.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
1.
Lembaga
Pendidikan Formal
a.
Waktu
: Sabtu, 25 Maret 2017
b.
Tempat : MI Ma’arif 11 Pucung Kidul
2.
Lembaga
Pendidikan Nonformal
a. Waktu :
Selasa, 2 Mei 2017
b.
Tempat : Pondok Pesantren Al
Hidayah Karangsuci,
Purwokerto
B.
Gambaran
Umum Sekolah
1.
Lembaga
Pendidikan Fomal
a.
Identitas
Sekolah[4]
1)
Madrasah
a)
Nama
Madrasah : MI Ma’arif 11 Pucung Kidul
b)
NSM : 111233010048
c)
NPSN : 20301077
d)
Status
Madrasah : Swasta
e)
Tahun
Pendirian : 01 Mei 1968
f)
Terakreditasi : A (89)
Tahun 2015
g)
Alamat : Jl. Slamet Riyadi No. 368 RT. 07/03
h)
Kelurahan : Pucung Kidul
i)
Kecamatan : Kroya
j)
Kabupaten : Cilacap
k)
Provinsi : Jawa Tengah
2) Kelembagaan
a)
Yayasan : LP Ma’arif
b)
Akta
Notaris : 103
3) Kepemilikan Tanah
a)
Status
tanah : Wakaf
b)
Luas
tanah : 970 m2
4) Kepala Madrasah
a)
Nama
Lengkap : Sangidin, S.Pd.I
b)
NIP : -
c)
Pangkat
Gol./ Ruang : -
d)
Masa
kerja sebagai
Guru : 27 Tahun
e)
Masa
kerja sebagai
kepala madrasah : 10 Tahun
f)
Pendidikan
Terakhir : S.1
g)
Alamat : Jalan Slamet Riyadi No. 367 RT. 07/03
Pucung Kidul Kec. Kroya Kab.
Cilacap HP. 081327908959
b.
Visi
dan Misi[5]
1)
Visi
“BERAKHLAKUL KARIMAH, BERPRESTASI DAN BERBUDAYA”
2)
Misi
a) Mengembangkan sikap religiusitas dan pengamalan agama di Madrasah dan di luar
Madrasah.
b) Mengembangkan sikap berkompetisi secara sehat, meraih prestasi, baik
akademis maupun non akademis.
c) Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerja
sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, dan mandiri.
d) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan
serta bimbingan belajar secara aktif sehingga siswa berkembang secara optimal.
e) Mengupayakan lingkungan Madrasah yang rapi, bersih, aman, dan nyaman.
f) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air,
semangat kebangsaan, dan hidup demokratis.
g) Mengutamakan sikap keteladanan dari segenap warga Madrasah sebagai suatu
kebiasaan secara konsisten.
h) Mewujudkan hubungan timbal balik yang harmonis dengan masyarakat, dan
stakeholders.
c.
Prestasi[6]
1) Tahun 2007
a) Mtq Pelajar SD/MI Putra Juara 1 Tingkat Kab. Cilacap
b) Mtq Tartil Juara 1 hardiknas Tk Kecamatan Kroya
2) 2008
a) Lomba Adzan Juara 1 Tk Kecamatan Kroya
b) Murotal Juara III Tk. Kec. Kroya
c) Hafalan Surat pendek juara III Tk. Kec. Kroya
3) 2009
a) Pidoto Bhs. Inggris Pa Juara II Porseni MI Tk Kec. Kroya
b) Pidato bhs jawa PA Juara III Porseni MI Tk. Kec. Kroya
c) Lari 800 M Juara 1 Porseni PA Tk. Kec. Kroya
d) Pidato Bahasa Inggris Juara II PI Porseni MI Tk. Kec. Kroya
e) Pidato Bhs Arab Juara II Porseni MI
PA Tk. Kec. Kroya
4) 2012
a) Bulu Tangkis PI Juara 1 Porseni MI Tk Kec. Kroya
b) Pidato Bhs. Inggris Juara III Porseni PI Tk. Kec. Kroya
c) MTQ Hardiknas SD/MI Juara III PI Tk
. Kec. Kroya
5) 2014
a) MTQ Hardiknas SD/MI Juara III PI Tk. Kec. Kroya
b) Lari 3 Km Lomba Aksioma Jura 1 PI Tk Kec. Kroya
c) Lari 3 Km Lomba Aksioma Juara II PA
Tk. Kec. Kroya
d) Lari 3 Km Lomba Aksioma Juara II PI Tk. Kab. Cilacap
6) 2016
a) Lari 3 Km Lomba Aksioma Juara 1 Tk Kec. Kroya
b) Lari 3 Km lomba Aksioma Juara II Tk. Kec. Kroya
c) Pidato bahasa Jawa Aksioma Juara 3 Tk Kec. Kroya
d) Lari 80 meter Aksioma Juara 3 Tk.
Kec. Kroya
2.
Lembaga
Pendidikan Nonformal
a.
Letak
Gografis[7]
Pondok Pesantren Al Hidayah terletak kurang lebih 2 Km sebelah
utara Pendopo Kabupaten Banyumas. Tepatnya adalah di atas tanah seluas satu
hektar di Kerangsuci Kelurahan Purwanegara Purwokerto Utara.
Adapun batas-batas lokasi Pondok Pesantren Al Hidayah Karangsuci
adalah sebagai berikut:
1)
Sebelah
Utara berbatasan dengan Grumbul Watumas dan sebelah utaranya adalah Desa
Purwosari Kecamata Baturaden.
2)
Sebelah
selatan berbatasan dengan Grumbul Karang Jambu dan Karang Anjing.
3)
Sebelah
timur berbatasan dengan Kelurahan Bancar Kembar dan Sumampir.
4)
Sebelah
barat berbatasan dengan Kali Banjaran dan sebelah baratnya adalah Kelurahan
Bobosan.
b.
Sejarah
Berdirinya[8]
Pondok Pesantren Al Hidayah adalah sebuah lembaga pendidikan
keagamaan nonformal yang memulai kegiatannya secara resmi pada bulan Ramadhan
1986 di bawah asuhan K.H. Dr. Noer Iskandar Al Barsyani, MA dan Dra. Hj.
Nadhiroh Noeris.
Perjalanan panjang Pondok Pesantren Al Hidayah berawal dari ide
yang dicetuskan oleh K.H. Muslich, pendiri utama Yayasan Al Hidayah pada tahun
1957. Akan tetapi, ide yang dicetuskan tersebut dalam realisasinya tidak
berjalan sesuai dengan harapan. Sampai kemudian datanglah K.H. Dr. Noer
Iskandar Al Barsyani, M.A. dan KH. Drs. Khariri Shofa M.Ag. Secara teori,
beliau berdualah yang menjadi pengasuh Pondok Pesantern Al Hidayah pada waktu
itu. Akan tetapi, yang mengasuh langsung dan bertempat tinggal bersama para
santri adalah K.H. Dr. Noer Iskandar Al Barsyani M.A. dengan ustadz M. Ridwan
Makhdum, B.A. sebagai lurahnya.
Pada Ramadhan 1986 dimulailah kegiatan pondok pesantren secara
resmi dengan jumlah santri sekitar 10 orang. Lambat laun, pondok pesantren
asuhan K.H. Dr. Noer Iskandar Al Barsyani M.A. tersebut terus berkembang
semakin pesat dan dikenal di kalangan masyarakat luas. Hingga pada saat ini
Pondok Pesantren Al Hidayah di bawah Hj. Dra. Nadhiroh Noeris memiliki santri
yang berjumlah kurang lebih 300 orang santri putra dan santri putri serta
ribuan orang alumni yang tersebar di berbagai pelosok nusantara.
C.
Hasil
Penelitian
1.
Lembaga
Pendidikan Formal
a.
Pendidik
Pendidik di MI ma’aif 11 Pucung Kidul secara keseluruhan sudah berpendidikan S-I jurusan keguruan.
Pendidik memiliki kualitas pengetahuan keagamaan yang kompeten. Tetapi Pendidik
yang sudah menjadi PNS masih sedikit jumlahnya sehingga mempengaruhi kesejahteraan
kehidupan. Pendidik juga kurang mempehatikan metode di dalam mengajar sehingga
kurang bevariasi di dalam pembelajarannya. Pendidik juga lebih mengutamakan
penyampain materi sebanyak-banyaknya untuk bisa selesai dalam satu peiode tanpa
mempehatikan kemampuan siswa.
b.
Peserta
didik
Peserta didik di MI Ma’arif 11 Pucung Kidul memiliki bakat dan
minat yang beragam dibuktikan dengan prestasi-prestasi yang diraih yang
sebelumnya sudah diuraikan. Prestasi-prestasi tersebut diraih karena didukung
adanya kegiatan di Intrakulikuler maupun Ekstrakulikuler yaitu pengamalan
nadhom asmaul husna setiap hari jumat dan pembacaan Juz’amma pada hari
senin-kamis semuanya dilakukan di pagi hari. Di kegiatan ekstrakulikuler berupa
pramuka, dramband, pencatsilat, tilawah, bahasa asing english speak. Tetapi
tidak sedikit anak yang kurang berminat mengikuti kegiatan tersebut. Dan juga
banyak ditemukan kurang antusias didalam mengerjakan tugas rumah sehingga
orangtua harus aktif menanyakan kepada anaknya setiap hari.
c.
Sarana
Prasarana
Sarana prasaran di MI Ma’arif 11 Pucung Kidul terbilang cukup baik
dan mengalami beberapa renovasi. Sarana dan prasarana cukup lengkap sehingga di
tahun 2015 mendapat akreditasi A. Namun meskipun memiliki sarana prasarana yang
cukup lengkap tapi kurang dapat digunakan secara maksimal seperti halnya
koneksi internet hanya dimanfaatkan oleh guru, perpustakaan sering tidak
digunakan baik guru maupun siswa. Sarana dan prasarana yang sering digunakan
hanyalah ruang kelas dan mushola.
2.
Lembaga
Pendidikan Nonformal
a.
Pendidik
Pendidik di Pondok Al Hidayah terdiri dari para ustadz dan ustadzah
baik alumni pondok al hidayah sendiri maupun dari pondok lain seperti liboyo,
sigaru atau benda al hikmah dan juga lainnya. Para pendidik tersebut sudah
teruji kualitasnya karena kebanyakan merupakan lulusan dari pondok-pondok yang
memiliki standar kelulusan yang ketat. Tetapi karena para pendidik tidak hanya
mengajar di satu pesantren saja atau ada juga yang menjadi guru di madrasah
umum maka ketika ada kegiatan yang bersamaan harus mengorbankan salah satu
untuk ditinggalkan dan yang biasa ditinggalkan adalah Pondok Pesantren Al
Hidayah oleh karena itu pembelajaran di Pondok Al Hidayah kadang-kadang sering
kosong. Hal ini akan mempengaruhi pembelajaran santri menjadi sering tertinggal
materi.
Para ustadz dan ustadzah belum memiliki rancangan pembelajaran
sehingga banyak materi yang tertinggal diajarkan atau karena tinggal sedikit
jumlah pertemuan maka ustadz atau ustadzah sering mengejar materi supaya cepat
selesai hanya dengan sedikit penjelasan atau sama sekali tidak.
b.
Peserta
didik
Peseta didik terdiri dari santri-santri yang terbagi di dalam
kelas-kelas madrasah diniyah salafiah al hidayah. Kebanyakan santri merupakan
mahasiswa yang sedang kuliah di kampus-kampus dekat pondok. Oleh karena itu
disamping memiliki ilmu pengetahuan agama yang mumpuni mereka juga memiliki
wawasan pengetahuan umum yang luas. Tetapi banyak dari santri kurang
memperhatikan masalah displin terhadap waktu. Ketika pembelajaran di mulai
pukul 16:00 para santri datang terlambat 10-15 menit dengan alasan ustadznya
berangkat telat. Ustadz berangkat telat karena pada awal pembelajaran santri
disuruh untuk melakukan lalaran nadhom yang dibacakan tiap mulai pembelajaran
supaya mudah dihafalkan. Begitu juga dalam masalah belajar santri sering
menomorduakan pelajaran pondok dibandingkan pelajaran kampus.
c.
Sarana
Prasarana
Sarana prasarana Pondok Al Hidayah terbatas jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah santri yang ada sehingga dalam memafaatkan fasilitas dari sarana
prasarana tersebut harus berbagi dengan yang lainnya. Kemudian ruang
pembelajaran juga belum memiliki ruangan yang khusus. Untuk saat ini
pembelajaran masih menggunakan tempat-tempat sederhana seperti aula umum atau
masjid. Pepustakaan di pondok juga kurang dipelihara sehingga kurang
termanfaatkan dengan baik.
D.
Pembahasan
dan Analisis
1.
Pendidik
W. Robert Houston mendefinisikan kompetensi dengan “competence ordinarily islam defined as adequacy for a task or as
possessi on of require knowledge, skill, and abilities” ( suatu tugas yang
memadai atau pemikiran pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut
oleh jabatan seseorang). Definisi ini mengandung arti bahwa calon pendidik
perlu mempersiapkan diri untuk menguasai sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan khusus yang terkait dengan profesi keguruan. Agar dapat menjalankan
tugasnya dengan baik serta dapat memenuhi keinginan dan harapan peserta didik.[9]
Seorang pendidik harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang
diajarkan, sebagai penganut islam yang patut dicontoh dalam ajaran islam dan
bersedia menularkan pengetahuan dan nlai islam pada pihak lain.
Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensi yang lengkap,
meliputi:
a.
Penguasaan materi
al-islam yang komperehensif serta wawasan dan bahan pengayaan, terutama pada
bidang yang menjadi tugasnya.
b.
Penguasaan strategi
(memcakup pendekatan metode dan teknik)
pendidikan islam, terutama kemampuan evaluasinya.
c.
Penguasaan ilmu dan
wawasan kependidikan.
d.
Memahami
prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan, guna keperluan
pengembangan pendidikan islam dimasa depan.
e.
Memiliki kepekaan
terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang mendukung
kepentingan tugasnya.
Keberhasilan pendidik
yakni “pendidik akan berhasil menjalankan
tugasnya apabila mempunyai kompetensi personal-religius, sosial
religius dan peofesional-religius.[10]
2.
Peserta
didik
Syamsul nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu :
a.
Peserta didik bukanlah
miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.
b.
Peserta didik memiliki
periodasi perkembangan dan pertumbuhan.
c.
Peserta didik adalah
makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor
bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
d.
Peserta didik merupakan
dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik, dan
unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu.
e.
Peserta didik adalah manusia
yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara
dinamis.[11]
3.
Sarana
prasarana
Sarana dan Prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak maupun tidak
bergerak yang diperlukan untuk menunjang
penyelenggaraan proses belajar mengajar
pada lembaga pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
khusus dapat dibedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan.
Sarana Pendidkan adalah meliputi semua peralatan dan perlengkapan yang langsung
digunakan dalam proses pendidikan. Prasarana adalah semua komponen yang secara
tidak langsung menunjang semua proses
belajar mengajar atau semua
fasilitas yang ada sebelum adanya sarana
pendidikan.[12]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidik akan berhasil menjalankan tugasnya apabila
mempunyai kompetensi personal-religius, sosial religius dan
peofesional-religius. Pendidik perlu mempersiapkan diri untuk menguasai
sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan khusus yang terkait dengan
profesi keguruan.
Peserta didik memiliki dunianya sendiri, memiliki
perkembangan dan pertumbuhan, memiliki perbedaan antar individu, merupakan dua
unsur utama jasmani dan rohani, memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Sarana dan Prasarana pendidikan adalah semua benda
bergerak maupun tidak bergerak yang diperlukan
untuk menunjang penyelenggaraan
proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
B.
Saran
1.
Lenbaga
Pendidikan Formal
a.
Pendidik
perlu mengembangkan variasi didalam mengajar
b.
Peserta
didik perlu lebih antusias didalam belajar.
c.
Sarana
prasarana perlu dimanfaatkan seoptimalnya.
2.
Lembaga
Pendidikan Nonfomal
a.
Pendidik
perlu mengatur menejemen waktu supaya pembelajaran efektif dan efisien.
b.
Peserta
didik perlu meningkatkan tingkat kedisiplinan.
c.
Sarana
prasarana perlu dilengkapi supaya dapat mendukung perkembangan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Saifullah, Ali. 1989. Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Amzah.
Mujib, Abdul & Abdul mudzakir. 2006. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Mudjahid AK, dkk. 2003. Manajemen Madrasah Mandiri. Jakarta,
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Lampiran
1. Dokumentasi di MI Ma’arif 11 Pucung
Kidul
. Dokumentasi di Pondok Pesantren Al Hidayah
[2] Ali Saifullah, Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1989), hlm 111.
[4] Dokumentasi
Identitas MI Ma’arif 11 Pucung Kidul dikutip 25 Maret 2017.
[5] Dokumentasi
Visi Misi MI Ma’arif 11 Pucung Kidul, Dikutip 25 Maret 2017.
[6] Dokumentasi
Prestasi MI Ma’arif 11 Pucung Kidul, Dikutip 25 Maret 2017
[7]
Dokumentasi Letak
Geografis Pondok Al Hidayah Karangsuci Purwokerto, Dikutip 02 Mei 2017.
[8]
Dokumentasi
Sejarah Pondok Al Hidayah Karangsuci Purwokerto, Dikutip 02 Mei 2017.
[9] Bukhari Umar,
ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah,2010) hlm.92.
[10] Abdul Mujib
& Abdul mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kencana
Prenada Media,2006), hlm.95
[11] Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia 2006), Hal. 77
[12] Mudjahid AK,
dkk, Manajemen Madrasah Mandiri, (Jakarta, Puslitbang Pendidikan
Agama dan Keagamaan, 2003), 181-182.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar