PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM
DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
FORMAL DAN NON FORMAL
Laporan Penelitian ini Disusun untuk
Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Rahman Affandi
Disusun Oleh:
NOVENDA ASTUTI
NIM. 1423305252
PRODI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu dan beberapa cabangnya,
menjadi kebutuhan umat manusia, karena dengan pendidikan, transformasi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Sejalan
dengan perkembangan kebutuhan manusia, perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, tentunya berkembang pula ilmu pendidikan mengiringi perkembangan
jaman tersebut. Perkembangan ini menyangkut filosofi pendidikan, muatan materi,
metodologi, media dan sumber belajar yang muaranya bagaimana agar proses
transformasi budaya itu dinamis sehingga tujuan transformasi itu sendiri
tercapai.
Banyak permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan, misalnya
permasalahan kurikulum, pendidik dan tenaga pendidik, sarana dan prasarana,
proses pembelajaran, pembiayaan, penilaian, peserta didik, orang tua, masyarakat,
lingkungan pendidikan, penyelenggara pendidikan, regulator pendidikan, penulis
akan mbembahas tentang problematika pendidikan islam di lembaga formal MI
Muhammadiyah Kaligondang dan informal di TPQ Al -Ikhsan Kaligondang.
B. Fokus Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di desa Kaligondang, Kecamatan Purbalingga,
Kabupaten Purbalingga ini berfokus pada Problematika Pendidikan Islam di
Lembaga pendidikan formal dan non formal.
C. Tujuan Kegiatan Penelitian
Adanya kegiatan penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui
keadaan pendidikan islam dalam lembaga pendidikan formal dan non formal di desa
Kaligondang.
2. Mendapatkan
gambaran tentang pelaksanaan dan problematika pendidikan Islam di lembaga
pendidikan formal dan non formal di desa Kaligondang.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Subyek Penelitian
Subjek Penelitian adalah lembaga pendidikan Islam formal dan lembaga
pendidikan Islam non formal yang ada di desa Kaligondang.
Lembaga Pendidikan Islam formal yang di teliti yaitu MI Muhammadiyah
Kaligondang. Sedangakan lembaga pendidikan Islam non formalnya yaitu TPQ Al
-Ikhsan kaligondang
B.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Metode ini dilakukan dengan cara
menggambarkan problematika pendidikan Islam di lembaga pendidikan formal
dan non formal.
C.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin
yang berarti memperhatikan dan mengikuti. Cartwright & Cartwright
mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan
mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan
tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan
untuk memberikan sutau kesimpulan atau diagnosis.[1]
Inti dari observasi adalah adanya
perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak
dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar,
dapat dihitung, dan dapat diukur. Potensi perilaku seperti sikap dan minat yang
masih dlam bentuk kognisi, afeksi, atau intensi atau kecenderungan perilaku
tidak dapat diobservasi. Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan
lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut berserta aktivitas
dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif
individu yang telibat tersebut.[2]
Observasi adalah suatu proses
pengamatan dan pecatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional
mengenaiberbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.[3]
2.
Wawancara
Menurut Moleong (2005), wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee)emberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Menurut Gorden (dalam
Herdiansyah, 2009) wawancara adalah percakapan antara dua orang yang salah
satunya bertugas untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan
tertentu.Stewart & Cash, mendefinisikan wawancara sebagai sebuah interaksi
yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab,
perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan
dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan sementara yang lain
hanya mendengarkan.[4]Menurut
Denzim & Lincoln, wawancara adalah percakapan seni bertanya dan mendengar.[5]
Wawancara secara garis besar di
bagi menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur.
Wawancara tak terstruktur sering juga
disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, wawancara
terbuka, dan wawancara etnografis. Sedangakan wawancara terstruktur sering juga
disebut wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah di tetapkan sebelumnya
dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah disediakan.[6]
Di sini peneliti menggunakan
wawancara tak terstruktur, dimana walaupun susunan pertanyaannya sudah di
tetapkan sebelumnya, namun untuk jawabannya tergantungdari responden. Dan
susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat
diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat
wawancara.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokemen
lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.[7]
BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan penelitian dilakukan di MI Muhammadiyah Kaligondang dan TPQ Al
Ikhsan Kaligondang . Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27-29 April 2017.
Sehingga kegiatan ini hanya dilakukan hanya dalam tiga hari, namun peneliti
mendapatkan cukup informasi.
B.
Gambaran Umum Lembaga Pendidikan
1.
Lembaga pendidikan formal
a.
Identitas madrasah
Nama Madrasah :
MI Muhammadiyah Kaligondang
Nomor Statistik Madrasah : 112 330 304 074
Status :
Swasta
Alamat :
Jln Laskar Muadnan Kecamatan Kaligondang
Kabupaten Purbalingga
Status Madrasah :
Terakreditasi “A”
Waktu belajar :
Pagi : Jam 06.45 –
13.00
Kurikulum yang ditetapkan : KTSP (Umum) dan
K-13 (Agama)
Jumlah
Guru : 10
orang
Jumlah
murid : 133 anak
b. Kondisi
lingkungan sekolah
MIM Kaligondang berada di Desa
Kaligondang, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga. Berada di pusat
Kecamatan Kaligondang dengan akses jalan masuk yang mudah. Lokasi sekolah
berdampingan dengan SMP Muhammadiyah dan TK ‘Aisyiah Kaligondang. MIM Kaligondang
berdiri tahun 1953 dengan nama SRI (Sekolah Rakyat Islam ) masuk sore, kemudian
pada tahun 1956/1957 ganti nama SRM ( Sekolah Rakyat Muhammadiyah ) masuk pagi,
atas usulan Sekjen Departemen Agama menjadi MWB 8 tahun ( Madrasah Wajib
Belajar 8 tahun ), tidak lama kemudian Menjadi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Kaligondang (MIM Kaligondang) sampai dengan sekarang. Jumlah rombongan belajar
berjumlah 6 kelas.
Kondisi wilayah sekitar merupakan daerah pedesaan dan sebagian besar
orang tua siswa bermata pencaharian sebagai pegawai swasta, wiraswasta, pedagang, buruh dan petani. Siswa-siswa MIM Kaligondang berasal dari
wilayah sekitar desa Kaligondang dan Selanegara. Sebagian besar orang tua siswa
menjadi buruh, petani, sehingga mempercayakan sekolah, dengan harapan supaya
anak-anak terkondisi pergaulannya dengan lingkungan sosial yang kondusif
(baik).
Siswa siswi MIM Kaligondang dalam perkembangan akademis (nilai
akademis/koqnitif) 80% dapat mengikuti dengan baik, sesuai KKM/SKBM. Hambatan
yang relatif menonjol adalah perkembangan secara non akademis yaitu sosial
emosional dan kebanyakan karena pola asuh, kedua orang tua yang terlalu
permisif (serba membolehkan & menuruti keinginan anak).
Pendidikan diselenggarakan secara terpadu berdasarkan konsep one for all, yaitu memadukan pendidikan umum
dan pendidikan agama. Aktivitas anak di sekolah dikemas dalam satu sistem
pendidikan dengan nuansa Islami
c.
Visi, misi, dn tujuan MI Muhammadiyah
Kaligondang
·
Visi
Madrasah
Maju mengukir prestasi berbekal
iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan tehnologi
·
Misi Madrasah
1. Unggul dalam aktivitas menjalankan syari’at
Islam dan berakhlak karimah
a. Mengembangkan
pendidikan yang Islami dan berkualitas
b. Meningkatkan
aktivitas siswa-siswi dalam menjalankan syari’at Islam serta berakhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari
c. Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif, baca tulis Al Qur’an, shalat duha
dan shalat duhur.
2. Terampil dalam menyerap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
a. Membina
siswa-siswi agar memilki keterampilan dalam menyerap setiap perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
b. Melatih
kemampuan siswa-siswi dalam memecahkan kehidupan sehari hari secara logis, kritis, dan kreatif
c. Mengembangkan
potensi diri sebagai pondasi pengembangan kecakapan hidup
3. Unggul dalam prestasi akademik dan non
akademik, olahraga dan seni
a. Menumbuhkan
semangat keunggulan secara efektif bagi
seluruh warga madrasah dalam
prestasi akademik dan non akademik
b. Mengembangkan
sikap percaya diri siswa-siswi terhadap potensi olahraga dan jiwa seni yang dimiliki
c. Meningkatkan
efektivitas KBM dengan menerapkan berbagai strategi
d. Melaksanakan
pengembangan perangkat model-model penilaian prestasi akademik dan non akademik.
4. Unggul dalam wawasan wiyata mandala,
khususnya semangat berdisiplin menjalankan tugas bangsa, pelajar sebagai warga masyarakat dan
bangsa
a. Menerapkan
aspek disiplin dengan semangat kekeluargaan dalam melaksanakan tugas bagi seluruh warga madrasah
b. Menciptakan lingkungan madrasah yang bersih,
indah, aman dan menyenangkan
c. Meningkatkan
pelayanan yang berkualitas kepada siswa-siswi, orang tua dan masyarakat
·
Tujuan Madrasah
1. Unggul dalam aktivitas menjalankan syari’at Islam dan berakhlak
karimah.
a. Pada tahun
2012 dan tahun berikutnya terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas
kegiatan pengembangan
pendidikan yang islami
b. Sikap dan
tingkah laku siswa-siswi serta seluruh warga madrasah dalam kehidupan
sehari-hari mencerminkan seorang muslim dan muslimah yang berbudi luhur
c. Pada tahun
2012 dan seterusnya prosentase tamatan MI meningkat kemampuannya dalam membaca
al-quran secara fasih dan benar
d. Shalat dhuha
dan shalat dhuhur yang setiap hari dilaksanakan di madrasah dengan berjamaah
bertujuan agar dapat tertanam dan membekas menjadi amalan sampai dewasa.
2. Trampil dalam menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi.
a. Tahun 2012
dan berikutnya ketrampilan siswa-siswi dalam menangkap setiap perkembangan
ilmu pengetahuan dan
tekhnologi semakin meningkat.
b. Pada tahun
2011 siswa siswi yang memiliki minat dan bakat bidang computer semakin
meningkat dan mampu berkompetensi ditingkat kabupaten.
3. Unggul dalam prestasi akademik,
non akademik olahraga dan seni
a. Pada tahun
2012 dan tahun berikutnya diupayakan hasil ujian akhir minimal bertambah 1,00
dari standar yang ada
b. Pada tahun
2012 ada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendukung.
c. Pada tahun
2012 dan berikutnya siswa-siswi memiliki
prestasi bidang akademik mampu menjadi juara
siswa tingkat kecamatan
d. Pada tahun
2012 dan berikutnya siswa-siswi memiliki
prestasi olahraga dan seni di tingkat Kecamatan dan
Kabupaten.
e. Tahun 2012
dan berikutnya mampu memiliki tim cabang olahraga dan seni yang mampu meraih
juara tingkat kecamatan.
f. Tahun 2012
terjadi peningkatan dan pengembangan silabus mata pelajaran yang disusun guru,
kemudian juga terjadi pengembangan strategi pembelajaran serta memiliki standar
perangkat model penilaian.
g. Tahun 2012
dalam akreditasi sekolah dapat memperahankan predikat nilai “B” .
h. Tahun 2012
MI Muhammadiyah Kaligondang memiliki ciri khusus dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
4. Unggul dalam wawasan wiyata mandala, khususnya semangat disiplin
menjalankan tugas bangsa , pelajar sebagai warga masyarakat dan bangsa.
a. Tahun 2012
dan berikutnya semangat kekeluargaan warga sekolah lewat kegiatan paguyuban
kelas lebih berkualitas.
b. Kesadaran
warga sekolah untuk melaksanakan disiplin waktu, disiplin tugas, kebersihan,
keindahan, dan kenyamanan lingkungan sekolah dapat terwujud dengan baik.
c. Tahun 2012
dan seterusnya terhadap pelayanan siswa siswi, orang tua, masyarakat lebih
meningkat dan lebih baik sehingga terjadi peningkatan animo siswa baru
d. Tahun
sebagai tahun pemantapan implementasi MBS dan penyempurnaan administrasi
sekolah
d. Program
unggulan
1. Pengembangan
diri meliputi
2. Pembentukan
kepribadian Islami: Shalat berjamaah, hafalan do’a aktivitas seharÃ-hari,
hafalan hadits anak, hafalan Al Qur’an juz 29 – 30, Outdoor learning &
training Outdoor learning tema, outdoor learning life skill, karyawisata, out
bond training
3. Program
Teknologi Informatika (komputer)
4. Olahraga (
Bola voli, Badminton, Renang, Tenis meja, Jalan Sehat ), Pramuka, Rebana
2.
Lembaga pendidikan non-formal
a.
Identitas lembaga
Nama :
TPQ Al Ikhsan Kaligondang
Status :
Swasta
Alamat :
Desa Kaligondang RT 01/4 Kec. Kaligondang
Waktu Belajar :
Senin, Rabu dan jum’at Pukul 15.30-17.00 (Ba’da Ashar)
b.
Visi, misi, dan tujuan Madrasah diniyyah Al-Kaitsar
Visi, misi dan tujuan dari TPQ Al Ikhsan memang tidak tertulis, karena
memang TPQ Al Ikhsan ini merupakan lembaga pendidikan Islam non formal, jadi
profil Madrasah tidak tertulis secara lengkap tidak seperti di lembaga
pendidikan formal.
Namun di bentuknya TPQ Al Ikhsan
ini pastinya ada tujuan. Tidak ada sesuatu yang dilakukan tanpa adanya tujuan.
Tujuan dari TPQ Al Ikhsan adalah membentuk anak agar memiliki akhlak yang
mulia. Walaupun tidak tertulis, namun tujuan ini sudah tergambar dari
materi-materi yang diajarkan oleh ustadz ustadzah dan tanpa ditulis tujuan ini
sudah tertanam dihati para ustadz ustadzah untuk membentuk anak agar memiliki
akhlak yang mulia.
C.
Hasil Penelitian tentang Problematika Pendidikan Islam
Istilah problema/problematika berasal dari
bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau
masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum
dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.
Sedangkan yang lain menyatakan bahwa problema
atau problematika merupakan suatu
kesenjangan antara harapan dan kenyataan.[8]
Dapat disimpulkan bahwa problematika adalah
berbagai persoalan yang belum dapat terselesaikan, hingga terjadi kesenjangan
antara harapan dan kenyataan yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang
datang dari individu Guru maupun dalam upaya pemberdayaan masyarakat Islami
secara langsung dalam masyarakat.
Sedangkan pendidikan
Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik)
dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.
Dapat disipulkan dari pengertian problematika dan pendidikan islam.
Berarti problematika pendidikan islam adalah masalah-masalah yang terjadi dalam
pendidikan Islam.
1.
Problematika pendidikan Islam di MI Muhammadiyah Kaligondang (Formal)
a.
Kurangnya tenaga
pengajar yang sesuai dengan bidangnya karena terjadi lonjakan penerimaan siswa
baru.
b.
Siswa yang belum
cukup umur untuk masuk sekolah ataupun siswa yang IQ-nya kurang, maka terdapat
sebuah kesulitan dalam pembelajarannterutama untuk mengikuti mata pelajaran
agama yang banyak macamnya.
c.
Walaupun adanya
dana BOS, tetapi didalamnya masih saja terdapat kekurangan dibidang fasilitas
untuk pembelajarannya, seperti buku pegangan guru dan siswa, alat peraga dan
bahkan mushola belum ada lain sebagainya.
d.
Siswa yang
bergaul dengan orang yang tidak sesuai umurnya karena lokasi sekolah yang
berdekatan dengan SMP Muhammadiyah kaligondang, maka akan mengakibatkan tingkah
lakunya itu menjadi semaunya sendiri dan cenderung terjadinya sebuah
kriminalitas dari siswa tersebut.
2.
Problematika pendidikan Islam di TPQ Al Ikhsan (Non-Formal)
a.
Dana
yang sangatlah minim, sehingga fasilitas yang digunakan menjadi
kurang memadai.
b.
Adanya teknologi
elektronik menyebabkan santri terlambat atau agak susah untuk berangkat
mengaji.
c.
Belum adanya
kurikulum yang menjadi landasan program pengajaran serta adanya lembaga
perlindungan.
d.
Kurangnya
perhatian orang tua terhadap absensi santri
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi problematika pendidikan islam yang ada di MI
Muhammadiyah Kaligondang dapat dilihat dari proses pembelajaran adanya muatan
materi yang sulit diajarkan melalui metode-metode baru, yang di sesuaikan
dengan kemampuan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai.
Permasalahan dari segi pendidik atau tenaga pengajar pihak terkait bisa
memberikan kesempatan untuk belajar kembali, baik itu melalui work shop lemaga
formal maupun dari teman seprofesi dan meminta bantuan tenaga pengajar ke dinas
terkait. Permasalahan lainnya seperti fasilitas yang belum memadai, faktor
peserta didik, serta faktor lingkungan baik lingkungan masyarakat maupun
lingkungan keluarga,
Untuk lembaga nonformal problem yang dihadapi hampir sama dari faktor
lingkungan, faaktor keluarga dan fasitas. Serta belum adanya lembaga formal
yang menjedi wadah maupun naungan bagi TPQ-TPQ yang ada.
B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu pendidikan islam, perlu adanya pembinaan yang
intens terhada para tenaga pengaja, selain itu perlu adanya pendekatan antara
tenaga pengajar dengan peserta didik dan keluarga peserta didik karena
keberhasilan peserta didik di pengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari
sekolah lingkungan dan keluarga. Untuk fasilitas perlu di perhatikan agar
pembelajara dapat berlangsung dengan nyaman.
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Herdiansyah,
Haris. 2014. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :
Salemba Humanika.
Mulyana,
Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rohmad.
2015. Pengembangan Instrumen Evaluasi dan Penelitian. Purwokerto : STAIN Press.
Soehadha,
Moh. 2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama. Yogyakarta :
SUKA-Press.
Syukir.
1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islami. Surabaya : Al-Ikhlas.
[1]Haris Herdiansyah,
Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta : Salemba
Humanika, 2014), hlm. 131.
[2]Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta :
Salemba Humanika, 2014), hlm. 132.
[3]Rohmad, Pengembangan
Instrumen Evaluasi dan Penelitian, (Purwokerto : STAIN Press, 2015), hlm.
121.
[4]Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta :
Salemba Humanika, 2014), hlm. 118.
[5]Moh Soehadha, Metode
Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi Agama, (Yogyakarta :
SUKA-Press,2012), hlm. 112.
[6]Deddy Mulyana, Metodologi
Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 180.
[7]Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta :
Salemba Humanika, 2014), hlm. 143.
[8] Syukir, Dasar-dasar
Strategi Dakwah Islami, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), hal. 65.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar