LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
“PROBLEMATIKA DALAM PENDIDIKAN ISLAM”
Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas
Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Rahman Afandi, S.Ag.,M,S.I.
Disusun Oleh:
Windiya Utami (1423305266)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain,
kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman bukan
sekedar perlengkapan dan peralatan fisik atau kuasi fisik pengajaran seperi
buku-buku yang di ajarkan ataupun struktur eksternal pendidikan, melainkan
sebagai intelektualisme Islam karena baginya hal inilah yang di maksud dengan
esensi pendidikan tinggi Islam. Hal ini merupakan
pertumbuhan suatu pemikiran Islam yang asli dan memadai, dan yang harus
memberikan kriteria untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
sebuah pendidikan Islam.[1]
Namun, pendidikan sendiri tak terlepas dari berbagai permasalahan yang
menimpanya, hingga kini pendidikan Islam masih saja menghadapi permasalahan
yang komplek, dari permasalahan konseptual-teoritis, hingga permasalahan
operasional-praktis. Tidak terselesaikannya persoalan ini menjadikan pendidikan
Islam tertinggal dengan lembaga pendidikan lainnya, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, sehingga pendidikan Islam terkesan sebagai pendidikan “kelas
dua”. Tidak heran jika kemudian banyak dari generasi muslim yang justru
menempuh pendidikan di lembaga pendidikan non Islam.
Laporan
ini berisi tentang problematika-problematika pendidikan Islam yang ada di SD
Negeri 2 Wonoharjo sebagai lembaga pendidikan formal dan Pondok Pesantren Darul
Abror sebagi lembaga pendidikan nonformal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan Islam di SD Negeri 2
Wonoharjo?
2. Apa saja problematika pendidikan Islam di SD
Negeri 2Wonoharjo?
3. Bagaimana pendidikan Islam di Pondok Pesantren
Darul Abror?
4. Apa saja problematika pendidikan Islam di
Pondok Pesantren Darul Abror?
C. Tujuan
1. Mengetahui pendidikan Islam di SD Negeri 2
Wonoharjo
2. Mengetahui problematika pendidikan Islam di SD
Negeri 2Wonoharjo
3. Mengetahui pendidikan Islam di Pondok
Pesantren Darul Abror
4. Mengetahui problematika pendidikan Islam di Pondok
Pesantren Darul Abror
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman bukan
sekedar perlengkapan dan peralatan fisik atau kuasi fisik pengajaran seperi
buku-buku yang di ajarkan ataupun struktur eksternal pendidikan, melainkan
sebagai intelektualisme Islam karena baginya hal inilah yang di maksud dengan
esensi pendidikan tinggi Islam. Hal ini merupakan
pertumbuhan suatu pemikiran Islam yang asli dan memadai, dan yang harus
memberikan kriteria untuk menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah pendidikan
Islam.[2]
Pendidikan Islam menurut
Fazlur Rahman adalah pendidikan dapat mencakup dua pengertian besar. Pertama,
pendidikan dalam pengertian praktis, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di
dunia islam, seperti yang diselenggarakan di Pakistan, Mesir, Sudan, Saudi,
Iran, Turki, Maroko, dan sebagainya, mulai dari pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi. Kedua, pendidikan islam dalam arti intelektualisme Islam,
seperti yang diselenggarakan di perguruan tinggi. Selain itu juga Pendidikan
Islam menurut Fazlur Rahman dapat juga dipahami sebagai proses untuk
menghasilkan manusia integratif, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti,
kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya.
Lulusan atau ilmuwan yang dihasilkan pendidikan yang demikian itu yang
diharapkan dapat memberikan alternatif solusi atas problem-problem yang
dihadapi oleh umat manusia di muka bumi.
Tujuan adalah suasana
ideal yang ingin diwujudkan. Pendidikan
Islam bertujuan pada terbentuknya kepribadian muslim, kematangan dan integritas
pribadi. Dengan mendasarkan pada al-Qur’an. Tujuan pendidikan menurut Fazlur
Rahman adalah untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua
pengetahuan yang diperoleh akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang
kreatif, yang memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam untuk
kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan
dunia. Selain itu, tujuan Pendidikan
menurut Fazlur rahman juga menekankan aspek moral. Ia mengatakan bahwa
tanggung jawab pendidikan yang pertama adalah menanamkan pada pikiran-pikiran
siswa mereka dengan nilai-nilai moral. Fazlur Rahman mengatakan bahwa tujuan
pendidikan dalam pandangan al-Qur’an adalah untuk mengembangkan kemampuan inti
manusia dengan cara sedemikian rupa sehingga seluruh ilmu pengetahuan yang di
perolehnya akan menyatu dengan kepribadian kreatifnya. Kedua, beban psikologis
umat Islam dalam menghadapi barat harus segera dihilangkan. Untuk itu Fazlur
Rahman mengajukan agar dilakukan kajian Islam menyeluruh secara historis dan
sistematis mengenai perkembangan
disiplin-disiplin ilmu Islam, seperti teologi, hukum, etika, hadis,
ilmusosial dan cabang keilmuan lainnya. Sebab, hal inilah yang memberi
kontinuitas kepada wujud intelektualitas dan spiritual masyarakat.
B.
Problematika Pendidikan Islam
Menurut Fazlur Rahman,
bahwa Pendidikan Islam menghadapi berbagai problem, yaitu problem ideologis,
dualisme sistem pendidikan, bahasa dan problem metode pembelajaran. Berkaitan
dengan problem ideologis, Fazlurrahman menjelaskan bahwa orang-orang Islam
mempunyai problem ideologis. Mereka tidak dapat mengaitkan secara efektif
pentingnya pengetahuan dengan orientasi ideologinya, akibatnya masyarakat
muslim tidak terdorong untuk belajar. Secara umum, terdapat kegagalan dalam
menghubungkan prestasi pendidikan umat islam dengan amanah ideologi mereka.[3]
Fazlur rahman
menjelaskan akibat dari kondisi dualisme tersebut diatas, yakni pencarian
pengetahuan umat islam secara umum sia-sia, pasif, dan tidak kreatif. Sistem
madrasah yang tidak asli dan tidak kreatif itu menjadi paten. Sistem pendidikan
islam modern juga demikian. Dewasa ini umat islam tengah berada pada abad
pendidikan modern namun cara belajarnya belum mampu menambah nilai keaslian dan
investasi pengetahuan kemanusiaan.
Problem yang ketiga,
problem bahasa. Terkait dengan itu adalah problem lain yang sama pentingnya,
yaitu problem bahasa selalu terkait dengan pendidikan tinggi dan pemikiran.
Problem yang keempat (metode pembelajaran) ia menggambarkan pendidikan di
lingkungan umat islam pada era abad pertengahan dan pra modern : “kelemahan
pokok yang dirasakan dalam proses pembelajaran dilingkungan masyarakat muslim
pada abad pertengahan, juga pada masa pra modern adalah konsepsi tentang
pengetahuan.” Cara berfikir era modern berpandangan bahwa pengetahuan dapat
diperoleh dari akal fikiran manusia secara sistematis.
Problem Konseptual Teoretik Pendidikan Islam diantaranya;
1.
Sistem pendekatan
orientas
Ditengah gelombang
krisis nilai-nilai cultural berkat pengaruh ilmu dan teknologi yang berdampak
pada perubahan social. Pendidikan Islam masa kini dihadapkan pada tantangan
yang jauh lebih berat dari tantangan yang dihadapi pada masa permulaan
penyebaran Islam.Tantangan tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealitas
umat manusia yang serba multiinteres yang berdimensi nilai ganda dengan
tuntutan hidup yang simplisistis, melainkan sangat kompleks. Akibat permintaan
yang bertambah manusia semakin kompleks pula, hidup kejiwaannya semakin tidak
mudah jiwa manusia itu diberi nafas Agama.
2.
Pelembagaan proses kependidikan islam
Kelembagaan pendidikan
Islam merupakan subsistem dari system masyarakat atau bangsa. Dalam
operasionalisasinya selalu mengacu dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan
masyarakat.Disamping itu pergeseran idealitas masyarakat yang menuju kearah
pola pikir rasional teknologis yang cenderung melepaskan diri dari
tradisionalisme cultural-edukatif makin membengkak. Apalagi bila diingat bahwa
misi pendidikan Islam lebih berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari
Tuhanyang harus diinternalisasikan kedalam lubuk hati tiap pribadi manusia
melalui bidang-bidang kehidupan manusia.[4]
3.
Pengaruh sains dan teknologi canggih
Sebagaimana kita
ketahui bahwa dampak poditif dari kemajuan teknologi sampai kini adalah
bersifat fasilitatis,(memudahkan). Memudahkan kehidupan manusia yang
sehari-hari sibuk dengan berbagai problema yang semakin rumuit.Dampak negative
dari teknologi modern telah mulai menampakkan diri didepan mata kita. Pada
prinsipnya berkekuatan melemahkan daya mental spiritual atau jiwa yang sedang
tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya.
Permasalahan baru yang harus dipecahkan oleh pendidikan Islam khususnya adalah
dehumanisasi pendidikan, netralisasi nilai-nilai agama, atau upaya pengendalian
dan mengarahkan nilai-nilai tradisional kepada individu atau social.
4.
Krisis pendidikan islam
Beberapa ahli
perencanaan kependidikan masa depan telah mengidentifikasikan krisis pendidikan
yang bersumber dari krisis orientasi masyarakat masa kini, dapat pula dijadikan
wawasan perubahan system pendidikan Islam, yang mencakup fenomena-fenomena
antara lain :
a.
Krisis
nilai-nilai. Sikap penilaian yang dahulu ditetapkan sebagai “benar, baik, sopan atau salah, buruk tak
sopan”, mengalami perubahan drastic menjadi ditoleransi sekurang-kurangnya tak
diacuhkan orang.
b.
Krisis konsep tentang kesepakatan arti hidup yang baik. Masyarakat mulai
mengubah pandangan tentang cara hidup bermasyarakat yang baik dalam bidang
ekonomi., politik, kemayarakatan dan implikasinya terhadap kehidupan social.
c.
Kurangnya sikap idealism dan citra remaja kita tentang perasaannya di masa
depan bangsa. Sekolah dituntut untuk mengembangkan idealisme generasi muda
untuk berwawasan masa depan yang realistik.
d.
Makin bergesarnya sikap manusia kearah pragmatisme yang pada gilirannya
membawa kearah materialism dan individualism. Hubungan antar manusia bukan lagi
berdasarkan sambung rasa, tetapi berdasarkan hubungan keuntungan materill dan
status.[5]
Dalam analisis Fazkur
Rahman dinyatakan bahwa semenjak masa klasik (850 M-1200 M), umat islam
memiliki kekanyaan ilmu dan pengetahuan. Akan tetapi memasuki abad pertengahan
sampai ahkir abad ke-19 M, umat islam mengalami kemunduran khususnya dalam
bidang pendidikan.[6]
. Terdapat dua faktor
dalam problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor Internal
a.
Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam.
b.
Masalah Kurikulum
yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari atas
telah menghasilkan output pendidikan manusia robot.
c.
Pendekatan/Metode Pembelajaran.
d.
Profesionalitas dan Kualitas SDM.
2.
Faktor Eksternal
f. Dichotomic.
g. To General Knowledge
h. Lack of Spirit of
Inquiry.
i.
Memorisasi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Waktu dan
Tempat Pelaksanaan
1. Lembaga
Pendidikan Formal
a. Waktu :
25 April 2017
b. Tempat :
SD Negeri 2 Wonoharjo
2. Lembaga
Pendidikan Nonformal
a. Waktu :
17 April 2017
b. Tempat :
Pondok Pesantren Darul Abror
B. Gambaran Umum
Sekolah
1. Lembaga
Pendidikan Formal
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD
Negeri 2 Wonoharjo
Tahun Berdiri :
1975
Alamat
: Dusun. Luwung, Desa Wonoharjo, Kecamatan
Rowokele, Kabupaten Kebumen
b. Visi Misi Sekolah
VISI :
Berakhlak terpuji, siswa berprestasi,
berbudaya, cakap dan trampil.
MISI :
1) Meningkatkan kegiatan keagamaan melalui
praktik sholat berjamaah dan pembinaan akhlakul karimah.
2) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran
agama, sehingga dapat menjadi sumber kearifan dalam bersikap dan bertindak.
3) Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
4) Melaksanakan bimbingan secara efektif,
intensif, dan terprogram untuk mengembangkan potensi peserta didik.
5) Menjalin komunikasi yang baik antar semua
warga sekolah dan semua stakeholder.
6) Menanamkan dan mengembangkan logika, etika dan
estetika dalam melestarikan budaya bangsa.
7) Membiasakan salam senyum sapa sopan santun.
8) Melaksanakan program ekstrakurikuler dalam
bidang keislaman, olahraga, pramuka, dan kesenian untuk memupuk bakat dan
kreatifitas peserta didik.
9) Menciptakan lingkungan belajar yang bersih,
indah, aman, nyaman dan kondusif
TUJUAN :
1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia
2) Siswa sehat jasmani dan rohani dan
membudayakan salam, senyum dan sapa.
3) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.
4) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan
kebudayaan.
5) Siswa kreatif, terampil, dan bekerja keras
serta memiliki kecakapan untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus.
c. Ekstrakurikuler
1) BTQ (Baca Tulis al-Quran)
2) Pramuka
d. Prestasi
SD Negeri 2 Wonoharjo banyak meraih prestasi baik di
bidang keagamaan ataupun umum, diantaranya :
1) Juara 1 lomba LCC tingkat kecamatan
2) Juara 2 BTQ (PPAL, Gepsata)
3) Juara 1 Karate tingkat kabupaten
4) Juara 1 Hadroh tingkat kecamatan
5) Juara 2 Tilawatil Quran
6) Juara harapan 1 Kesusastraan Islami
7) Juara 1 TIK (mengetik suratan pendek
menggunakan komputer)
8) Juara 1 Khitobah (Da’i Cilik) tingkat
kabupaten.
9) Dan masih banyak lagi
2. Lembaga
Pendidikan Nonformal
a. Identitas Lembaga Pendidikan Nonformal
Nama Lembaga :
Pondok Pesantren Darul Abror
Pengasuh :
Kyai Taufiqurrahman
Berdiri :
25 Oktober 1996
Alamat :
Dusun Watumas, RT 07/RW 03, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.
b. Visi, Misi, Asas, dan Tujuan Pondok Pesantren
Darul Abror
VISI :
Menjadi generasi terdepan dalam pengembangan ilmu keagamaan san mencetak
generasi militan dalam penguasaan ilmu agama.
MISI :
1) Menyelenggarakan pendidikan agama Islam secara
mendalam dan kontekstual.
2) Membiasakan amaliyah syar’iyyah dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Melaksanakan kegiatan keagamaan dan
kemasyarakatan.
4) Membekali penguasaan teknologi dan budaya.
ASAS :
Asas yang menjiwai Pondok Pesantren Darul
Abror adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Maka segala aktifitas di Pondok Pesantren
Darul Abror bertumpu dan mengacu pada nilai dan pedoman hidup yang etrkandung
dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
TUJUAN :
Adapun tujuan dari Pondok Pesantren Darul
Abror adalah mencetak generasi muslim yang bertafaquh fiddin, bertaqwa, berilmu
pengetahuan luas, berakhlak mulia sehingga menjadi generasi yang sanggup
menerima dan mengembangkan Islam secara kaffah.
c. Ekstrakurikuler
1) Darul Lughoh (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris)
2) Kelas Motivasi
3) Hadroh
4) Kelas Kepenulisan Darul Abror
d. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Darul
Abror
Berdirinya Pondok Pesantren Darul abror
dimulai dari kepulangan Kyai Taufiqurrahman pada pertengahan 1996 dari nyantri
di Pondok Pesantren Darul Abror
Banyuwangi, Jawa Timur selama sekitar 12 tahun. Setelah kepulangannya beliau
mengadakan pengajian-pengajian kecil yang diikuti oleh anak-anak. Dari situlah
tumbuh kepercayaan masyarakat kepada beliau. Kemudian dari pengajian anak-anak
muncul pengajian yang diikuti dan diprakarsai oleh orang dewasa, sehingga
jumlah yang mengikuti pengajian semakin banyak.
Karena tidak adanya tempat dan sarana belajar
yang baik untuk menampung siswa dan santri maka pengajian dilakukan di rumah
orang tua beliau. Waktu demi waktu berjalan, pengajian makin berkembang. Dari
situlah masyarakat mulai tergugah hatinya melihat fenomena yang memprihatinkan
akan nasib mereka dan generasi muda.
Bermula pada 25 Oktober 1996 atau 12 Rabiul
Awal 1417 H atas prakarsa masyarakat Purwanegara bersama Kyai Taufiqurrahman
muda mendirikan Pondok Pesantren dan TPQ Darul Abror yang berada di Watumas kelurahan
Purwanegara, kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.[9]
Awalnya jumlah santri yang mengaji di Pondok
Pesantren darul Abror masih sangat sedikit dan hanya menjadi Abdi Ndalem. Seiring
berjalannya waktu santri kian banyak bahkan sekarang pada tahun 2017 yang nyantri
di Pondok Pesantren Darul Abror sudah mencapai 600 santri.
C. Hasil Observasi
1. Lembaga
Pendidikan Formal
a. Tempat dan Waktu
Nama Sekolah :
SD Negeri 2 Wonoharjo
Tanggal :
25 April 2017
Waktu :
08.00-10.00
b. Narasumber
Nama :
Aviani Nur Avivah, S.Pd.I.
Jabatan :
Guru PAI SD Negeri 2 Wonoharjo
c. Hasil Observasi
Dari wawancara yang dilakukan kepada Ibu Aviani Nur
Avivah, S.Pd.I. diketahui bahwa,
Pendidikan Islam di SD Negeri 2 Wonoharjo :
1)
SD Negeri 2 Wonoharjo sangat mengutamakan pendidikan
keagamaan bagi para siswanya terutama pendidikan Agama Islam. Hal itu dapat
dilihat dari visi, misi dan tujuan SD Negeri 2 Wonoharjo.
2)
Pembelajaran Agama Islam di SD Negeri 2 Wonoharjo
dilaksanakan pada hari rabu dan kamis.
3)
Siswa yang beragama Islam dianjurkan mengikuti kegiatan
BTQ yang ada di desa Wonoharjo yaitu TPQ Darussalam agar siswa tidak hanya
mendapat pelajaran Agama di sekolah.
4)
SD Negeri 2 Wonoharjo sering mengikutkan siswanya pada
kejuaraan-kejuraan keagamaan untuk mengembangkan potensi siswa pada bidang
keagamaan.
5)
Strategi, metode dan pemilihan media yang digumakan dalam
pembelajaran Agama Islam bervariasi dan disesuaikan dengan materi yang
diajarkan.
6)
Setiap kelas sudah dilengkapi dengan LCD sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
7)
Terdapat 1 mushola sebagai sarana pendidikan Islam.
8)
Siswa SD Negeri 2 Wonoharjo diajari sikap saling
toleransi dalam bidang sosial dengan teman yang berbeda keyakinan.
9)
Pembiasaan senyum, salam, sapa dan sopan santun sangat
diutamakan.
Problematika Pendidikan Islam di SD Negeri 2
Wonoharjo :
1) Siswa yang tidak mengikuti kegiatan TPQ di
luar sekolah akan lebih sulit menangkap pelajaran yang diberikan sehingga guru
harus memberikan penanganan ekstra pada siswa tersebut.
2) Kesadaran masyarakat yang masih rendah pada
pentingnya pendidikan agama dari keluarga. Mereka menganggap bahwa anak sudah
cukup menerima pelajaran agama Islam di sekolah saja dan tidak mengajarkan dan
membiasakan anaknya untuk melaksanakan kegiatan ibadah.
2. Lembaga
Pendidikan Nonformal
a. Tempat dan Waktu
Nama Lembaga :
Pondok Pesantren Darul Abror
Tanggal :
17 April 2017
Waktu :
09.00-10.00
b. Narasumber
Nama :
Faiz Muahad
Jabatan :
Lurah Pondok Pesantren Darul Abror
c. Hasil Observasi
Dari wawancara yang dilakukan pada Bapak Faiz Muahad
diketahui bahwa :
1)
Pondok Pesantren Darul Abror adalah sebuah lembaga
pendidikan Islam yang bertujuan untuk mencetak generasi muslim yang bertafaquh
fiddin, bertaqwa, berilmu pengetahuan luas, berakhlak mulia sehingga menjadi
generasi yang sanggup menerima dan mengembangkan Islam secara kaffah.
2)
Kegiatan keagamaan dilaksanakan setiap hari dan
diterapkan pada kehidupan santri sehari-hari.
3)
Kegiatan pembelajaran (ngaji) dilakukan pada :
1) 05.30-06.30 (ba’da Shubuh)
Kelas Ibtida :
Baca Tulis Al-Quran dan Hafalan Juz ‘Amma
Kelas 1 :
Al-Quran (senin-rabu), Jurumiyah (kamis dan sabtu), Jurumiyah (ahad)
Kelas 2 :
‘Imrithi (selasa-kamis), Fathul Qorib (sabtu-senin)
Kelas 3 :
Fathul Muin (selasa-kamis), Qurotul ‘Uyun (sabtu-senin)
2) 07.00-08.00
Umum :
Tafsir Jalalain dan Minhajul Qowim
3) 17.00-18.00
Umum :
Iqna
4) 18.30-19.30
Kelas Ibtida :
BTA PPI
Kelas 1,2,3 :
Tangkihul Qoul (senin), Imrithi (selasa), Majalisus Saniyah (rabu), Mutamimmah
(kamis), Bidayatul Hidayah (sabtu)
5) 20.30-21.30
Ibtida :
Jurumiyah (senin), rutinan (selasa), ‘Aqidatul ‘Awwam (rabu), Tadhib (kamis),
Amtsilati (sabtu), Akhlaqun Nisa (ahad)
Kelas 1 :
Jurumiyah (senin), rutinan (selasa), Safinatun Najah (rabu), Tisirul Kholaq
(kamis), I’lal (sabtu), Hidayatul Mustafid (ahad)
Kelas 2 :
Imrithi (senin), rutinan (selasa), Sanusiyah (rabu), Ta’lim Muta’alim (kamis),
Fathul Qorib (sabtu), Maqsud (ahad)
Kelas 3 :
Alfiyah (senin dan kamis), rutinan (selasa), Bulughul Maram (rabu), Minhajul
Qowim (sabtu), Fathul Muin (ahad)
6) Jumat :
Istighozah dan rutinan
4)
Para santri dididik agar memiliki pengetahuan agama yang
luas dan akhlakul karimah.
5)
Pembiasaan sholat berjamaah.
6)
Melaluli kegiatan pondok diharapkan akan membentuk kepribadian
yang baik, sabar, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Santri diajarkan
untuk selalu ta’dim kepada guru, semangat menuntut ilmu dan tetap rendah hati.
7)
Pembelajaran (ngaji) dilakukan dengan metode halaqoh atau
bandungan untuk kelas 1,2 dan 3. Untuk kelas Ibtida dilakukan seperti
pembelajaran BTA PII biasa.
Problematika Pendidikan Islam di Pondok
Pesantren Darul Abror :
1)
Santri menempati kamar dengan jumlah anak yang terlalu
banyak sehingga terkadang kurang nyaman untuk belajar.
2)
Sumber daya Manusia (Pendidik) kurang diperhatikan karena
Ustadz dan Ustadzah yang mengampu hanya berdasarkan suka rela.
3)
Santri mempelajari bermacam-macam kitab sehingga
pembelajaran tidak maksimal.
4)
Waktu mulai pembelajaran (ngaji) sering mulur baik
karena keterlambatan Ustadz/Ustadzah ataupun karena faktor lain.
5)
Sarana dan prasarana yang masih sangat sederhana.
6)
Strategi dan metode yang digunakan masih menggunakan cara
klasik.
7)
Santri yang malas mengaji.
8)
Kebersihan tempat tinggal (pondok) kurang dijaga sehingga
santri kadang menderita gatal-gatal yang menyababkan tidak konsentrasi mengaji.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan observasi lapangan di
lembaga pendidikan formal dan nonformal dapat diketahui bahwa memang masih
banyak problematika-problematika dalam pendidikan Islam di Indonesia.
Hal tersebut dapat dilihat dari
probleatika-problematika pendidikan Islam yang ada di salah satu lembaga formal
dan nonformal tang ada di Indonesia.
B. Saran
1. Lembaga Pendidikan Formal
a. Dalam lembaha pendidikan formal hendaknya
tidak terjadi dikotomi pendidikan umum dan agama.
b. Pada Pendidikan formal yang sifatnya umum (SD)
juga harus sangat memperhatikan pentingnya pendidikan agama bagi siswanya.
c. Yang bertugas menanamkan pendidikan agama di
sekolah bukan hanya kewajiban guru agama saja, tetapi semua pihak.
d. Sekolah dan keluarga saling bersinergi
memberikan pendidikan agama bagi anak didik.
e. Hendaknya pemerintah tidak menomor-duakan
madrasah dibandingkan dengan sekolah umum.
2. Lembaga Pendidikan Nonformal
a. Jumlah santri dalam satu kamar hendaknya tidak
terlalu banyak.
b. Tenaga pendidik (ustadz/ustadzah) harus lebih diperhatikan.
c. Para Ustadz/ustadzah harus memaksimalkan
pengajaran agar santri mendapat pemahaman yang baik.
d. Pengelolaan waktu harus lebih efektif.
e. Kebersihan pondok harus selalu dijaga untuk
kemaslahatan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Muzayyin. 2003. Kapita Selekta
Pendidikan Islam. Jakarta. PT.
Bumi Aksara.
Baharuddin, dkk. 2011. Dikotomi Pendidikan Islam. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin. 2012. Pemikiran Pendidikan
Islam dan barat. Depok. PT. Raja Grafindo.
Rembangy, Musthofa. 2010. Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan
di Tengah Pusaran Arus Globalisasi. Yogyakarta. Teras.
Subardo. 2010. Efektifitas Metode Uswatun
Khasanah dalam Meningkatkan Ibadah Sholat Ashar Berjamaah Santri Taman
Pendidikan Al-Quran Pondok Pesantren Darul Abror Watumas Purwokerto Utara.
Purwokerto. IAIN Purwokerto.
Sutrisno. 2006. Fazlur Rahman; Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Wahid, Abdul. 2008. Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam. Semarang. Need’s Press.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. SD Negeri 2 Wonoharjo
B. Pondok Pesantren Darul Abror
[1] Sutrisno, Fazlur
Rahman; Kajian terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 170.
[2] Sutrisno, Fazlur
Rahman; Kajian terhadap...,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I., 2006), hlm. 170.
[3] Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan barat,
(Depok: PT Raja Grafindo persada, 2012), hlm. 322.
[7] Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis
Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi (Yogyakarta :
Teras, 2010), hlm. 28
[9] Subardo, Efektifitas
Metode Uswatun Khasanah dalam Meningkatkan Ibadah Sholat Ashar Berjamaah Santri
Taman Pendidikan Al-Quran Pondok Pesantren Darul Abror Watumas Purwokerto
Utara, (Purwokerto : Skripsi, 2010), hlm. 26-27.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar